Internasional

Arab Bersatu! Resmi Lawan Trump Ambil Gaza ke AS-Usir Warga Palestina

sef, CNBC Indonesia
13 February 2025 06:21
This handout picture provided by the Palestinian Press Office (PPO) on November 11, 2023, shows front row from 2nd left: Syria's President Bashar al-Assad, Egypt's President Abdel Fatah al-Sisi, Jordan's King Abdullah II, Saudi Crown Prince Mohammed bin Salman, Palestinain president Mahmud Abbas, Turkish President Recep Tayyip Erdogan, Iran's President Ebrahim Raisi and Qatar's Emir Sheikh Tamim bin Hamad al-Thani, standing for a group picture ahead of an emergency meeting of the Arab League and the Organisation of Islamic Cooperation (OIC), in Riyadh. Arab leaders and Iran's president are in the Saudi capital on November 11, for a summit meeting expected to underscore demands that Israel's war in Gaza end before the violence draws in other countries. The emergency meeting of the Arab League and the Organisation of Islamic Cooperation (OIC) comes after Hamas militants' bloody October 7 attacks that Israeli officials say left about 1,200 people dead and 239 taken hostage. (Photo by Thaer GHANAIM / PPO / AFP) / RESTRICTED TO EDITORIAL USE - MANDATORY CREDIT
Foto: AFP/THAER GHANAIM

Jakarta, CNBC Indonesia - Negara-negara Arab melancarkan perlawanan keras terhadap rencana Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk merelokasi warga Palestina dari Gaza ke Mesir dan Yordania. Mereka resmi melawan dalam front persatuan yang langka.

Di seluruh wilayah, bahkan teman-teman terdekat Washington, telah menolak usulan tersebut. Bukan hanya Mesir dan Yordania, Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), hingga Qatar bersatu untuk mencoba memblokirnya.

Ketua Liga Arab Ahmed Aboul Gheit pada hari Rabu mengatakan prospek pemindahan warga Palestina dari Gaza dan Tepi Barat tidak dapat diterima oleh dunia Arab. Negara-negara sudah menentang gagasan ini selama 100 tahun.

"Kami orang Arab tidak akan menyerah dengan cara apa pun sekarang," katanya di KTT Pemerintah Dunia di Dubai, Rabu, dikutip AFP, Kamis (13/2/2025).

Perlu diketahui, selama dua minggu terakhir, Trump bersikeras pada usulannya untuk "membersihkan" Gaza, di mana menurutnya, kantong Palestina itu akan dikendalikan oleh AS sementara 2,4 juta penduduknya kan mengungsi ke Mesir dan Yordania. Ia pun mengancam dapat menghentikan bantuan ke Kairo dan Amman jika mereka menolak.

Namun, Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi dan Raja Yordania Abdullah II menekankan persatuan mereka di Gaza, menyerukan rekonstruksi segera tanpa menggusur rakyat Palestina dari tanah mereka. Beberapa negara yang kini semakin dekat dengan Israel- termasuk Arab Saudi yang tampaknya hampir menormalisasi hubungan sebelum pecahnya perang Gaza- pun telah menolak untuk mengalah.

"Ketidakadilan yang tidak dapat diikuti," tegas Sisi.

"Ini adalah posisi Arab yang bersatu," tulis Raja Abdullah.

"Kesepakatan normalisasi apa pun dengan Israel bergantung pada pembentukan negara Palestina," tegas Arab Saudi.

Sementara itu, para pengamat menilai pesan dunia Arab sudah jelas ke Trump. Masalah Palestina disebut terlalu sensitif.

"Negara-negara Arab tidak dapat dianggap berpihak pada Amerika Serikat dan Israel serta mendukung kebijakan pembersihan etnis warga Palestina dari Gaza," kata pengamat dari dari Arab Gulf States Institute di Washington, Anna Jacobs, dimuat laman yang sama.

"Masalah Palestina terlalu sensitif dan terlalu penting bagi publik Arab," katanya lagi.

"Tidak boleh ada pemindahan paksa, dan solusinya adalah model dua negara," tambah pengamat lain Ahmed Maher dari Mesir.

"Setiap diskusi di luar dua poin ini tidak mungkin dilakukan," katanya.

Sebelumnya akhir bulanĀ ini, Mesir akan menjadi tuan rumah pertemuan puncak Arab di wilayah Palestina. Ini dapat diikuti oleh pertemuan darurat tingkat menteri Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Alasan Negara Arab Janji ke Iran Tak Akan Bela Israel

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular