BPS Tegaskan Butuh Kajian Buat Intip Efek Pelemahan Rupiah ke Inflasi
Jakarta, CNBC Indonesia - Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti menegaskan pengaruh pelemahan nilai tukar rupiah sejak tahun 2024 lalu terhadap laju inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) memerlukan kajian lebih lanjut.
Amalia mengungkapkan saat ini, inflasi utamanya terjadi pada kelompok harga bergejolak. Ini dipengaruhi oleh keterbatasan pasokan karena cuaca dan kenaikan harga yang menimbulkan keterbatasan pasokan.
"Kalau mau melihat dampak rupiah terhadap inflasi (kami) tidak bisa menjawab," ujarnya dalam konferensi pers IHK, Senin (3/2/2025).
"Untuk melihat apakah ada pengaruh perlu kajian," tegas Amalia.
Sebagai catatan, sejak awal tahun rupiah kerap melemah melawan dolar AS. Hari ini, Senin (3/2/2025), rupiah kembali ambruk terhadap dolar Amerika Serikat (AS) setelah Presiden AS, Donald Trump menandatangani perintah soal tarif dagang.
Dilansir dari Refinitiv, rupiah terpuruk 1,04% sekitar pukul 10:28 WIB di angka Rp16.465/US$ pada hari ini, Senin (03/02/2025). Depresiasi ini selaras dengan penutupan Jumat pekan lalu (31/01/2025) yang tergelincir sebesar 0,25%. Posisi ini merupakan yang terparah sejak pandemi Covid-19 atau sekitar lima tahun terakhir.
(haa/haa)