ESG Sustainability Forum 2025

Hashim Sebut RI Bakal Bangun Pusat Tenaga Nuklir Hingga 4,3 GW

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
31 January 2025 14:55
Utusan Khusus Presiden RI Bidang Iklim dan Energi, Hashim Djojohadikusumo memberikan paparan dalam ESG Sustainbility Forum 2025 di Menara Bank Mega, Jakarta, Jumat (31/1/2025). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Utusan Khusus Presiden RI Bidang Iklim dan Energi, Hashim Djojohadikusumo memberikan paparan dalam ESG Sustainbility Forum 2025 di Menara Bank Mega, Jakarta, Jumat (31/1/2025). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah berencana membangun pusat tenaga nuklir dengan kapasitas total mencapai 4,3 gigawatt (GW). Hal tersebut diungkapkan oleh Utusan Khusus Presiden RI Bidang Iklim dan Energi, Hashim S. Djojohadikusumo.

Menurut Hashim, rencana tersebut merupakan bagian dari strategi pemerintah. Khususnya dalam menghadapi tantangan perubahan iklim dan transisi energi.

"Kalau tidak salah sampai 4,3 GW termasuk Small Modular Reactor (SMR) yang terapung (floating) dan ada satu dua tiga pusat tenaga nuklir besar 1 GW masing-masing ini semua menjawab tantangan perubahan iklim," kata Hashim dalam acara CNBC Indonesia ESG Sustainability Forum 2025, CNBC Indonesia, Jumat (31/1/2025).

Sebelumnya, Dewan Energi Nasional (DEN) mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki 29 lokasi potensial untuk dibangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Setidaknya, total kapasitas PLTN yang bisa dibangun di 29 lokasi tersebut mencapai 54 gigawatt (GW).

Anggota DEN, Agus Puji Prasetyono menyampaikan bahwa pihaknya telah memetakan sejumlah lokasi potensial untuk dibangun PLTN. Adapun, terdapat 29 lokasi potensial dari Sumatra hingga ke Papua untuk dibangun PLTN.

"Jadi kita sudah study ya namanya ya, ada sekitar 29 potensial untuk kita bangun energi nuklir, yang semuanya itu nanti total adalah 45-54 gigawatt. Itu pada daya-daya tertentu yang umumnya itu di luar Jawa untuk menumbuhkan ekonomi Indonesia Tengah dan Indonesia Timur," ujarnya dalam acara Anugerah DEN 2024, dikutip Senin (6/1/2025).

Meski begitu, Agus menyebut bahwa terdapat tiga hal yang harus dipenuhi Indonesia untuk membangun PLTN. Mulai dari dibentuknya Badan Pelaksana Program Energi Nuklir atau Nuclear Energy Program Implementation Organization (NEPIO), stakeholder involvement, serta national position.

Ketiga hal tersebut dipersyaratkan oleh International Atomic Energy Agency (IAEA) atau lembaga dunia yang fokus pada pembangunan PLTN.



(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Hashim Ungkap Prabowo Akan Bangun Tanggul Laut Raksasa 700 Km

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular