BRI Microfinance Outlook 2025

Ekonomi Tertinggal dari Negara Kawasan, RI Perlu Lakukan Hal Ini!

Elga Nurmutia, CNBC Indonesia
30 January 2025 12:10
Direktur Perencanaan Makro dan Analisis Statistik Bappenas, Eka Chandra Buana dalam acara BRI Microfinance Outlook 2025 di Nusantara Hall, ICE BSD, Tangerang, Banten, Kamis (30/1/2025). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Foto: Direktur Perencanaan Makro dan Analisis Statistik Bappenas, Eka Chandra Buana dalam acara BRI Microfinance Outlook 2025 di Nusantara Hall, ICE BSD, Tangerang, Banten, Kamis (30/1/2025). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Jakarta, CNBC Indonesia - Deputi Bidang Perencanaan Makro Pembangunan Kementerian PPN/Bappenas, Eka Candra mengakui bahwa ekonomi Indonesia tertinggal dari negara kawasan. Hal ini dinilai tidak mengherankan, karena jika dilihat dari tingkat inklusif indeks, RI memiliki ketimpangan pendapatan dan tercatat no dua tertinggi. Selain itu terjadinya penurunan kelas menengah dan juga human capital indeks yang masih rendah.

Menurut Eka kondisi ini menjadi tantangan besar buat Indonesia untuk bisa bangkit di tengah ketidakpastian ekonomi global. Oleh sebab itu, ia menuturkan bahwa Indonesia perlu memanfaatkan bonus demografi dan terus meningkatkan kualitas SDM.

"Kita punya waktu 21 tahun dan tidak panjang. Untuk itu kita harus keluar dari middle income trap. Caranya Ekonomi tumbuh 5-7%," ujar Eka dalam acara BRI Microfinance Outlook 2025 di International Convention Exhibition (ICE) BSD City, Kamis (30/1/2025).

Selain itu lanjutnya, dibutuhkan juga beberapa strategi untuk mencapai ekonomi ekslusif. Seperti meningkatkan pertanian menuju swasembada pangan, industrialisasi, mengembangkan ekonomi di bidang hijau, pariwisata dan ekonomi kreatif, perkotaan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi, digital transformation, investasi orientasi ekspor, investasi non-APBN.

"Apbn kita terbatas, di awal tahun ini ada pemotongan Rp 300 triliun. Kita tidak bisa hanya mengandalkan apbn. Karena budget diturunkan terkait belanja negara," jelasnya.

Disisi lain kebijakan pendalaman sektor keuangan juga sangat dibutuhkan dalam mendorong target pembangunan. Pasalnya ia melihat Indonesia memiliki keterbatasan pembiayaan, khususnya untuk UMKM bersaing menembus pasar Internasional.

"Ini PR bersama, sebaran per provinsi masih terkonsentrasi di pulau jawa. Bagaimana kita optimalkan di luar jawa dan ekosistem kita bentuk sama-sama untuk berkembang," terangnya.


(dpu/dpu)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article BRI Microfinance Outlook 2025 Siap Hadirkan Narasumber Terkemuka Dunia

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular