Internasional

Tolak Gencatan Senjata, Menteri Garis Keras Israel Ancam Netanyahu

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
15 January 2025 21:30
Israel's National Security Minister Itamar Ben-Gvir joins Jewish nationalists, including far-right activists, rallying at Jerusalem's Damascus Gate on June 5, 2024 during the so-called Jerusalem Day flag march, that commemorates the Israeli army's capture in the 1967 Arab-Israeli war of the city's eastern sector, home to the Al-Aqsa mosque compound, Islam's third holiest site, which Jews call the Temple Mount. (Photo by Menahem KAHANA / AFP)
Foto: AFP/MENAHEM KAHANA

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir, mengancam akan keluar dari pemerintahan Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu, Selasa (14/1/2025). Hal ini disebabkan progres gencatan senjata antara Israel dengan milisi penguasa Gaza Palestina, Hamas.

Dalam laporan Reuters, Ben-Gvir, yang kepergiannya belum bisa menjatuhkan Netanyahu, mendesak Menteri Keuangan sayap kanan lainnya, Bezalel Smotrich, untuk bergabung dengannya dalam upaya mencegah kesepakatan gencatan senjata. Ia menggambarkan kesepakatan itu sebagai penyerahan diri kepada Hamas.

"Langkah ini adalah satu-satunya kesempatan kita untuk mencegah (kesepakatan) itu terlaksana, dan mencegah Israel menyerah kepada Hamas, setelah lebih dari setahun perang berdarah, yang mengakibatkan lebih dari 400 tentara IDF (Pasukan Pertahanan Israel) gugur di Jalur Gaza, dan untuk memastikan bahwa kematian mereka tidak sia-sia," kata Ben-Gvir di X.

Smotrich sendiri telah mengatakan pada hari Senin bahwa ia menolak kesepakatan tersebut tetapi tidak mengancam akan membubarkan koalisi Netanyahu. Mayoritas menteri diperkirakan akan mendukung kesepakatan gencatan senjata bertahap, yang merinci penghentian pertempuran dan pembebasan sandera.

Ben-Gvir menggemakan pernyataan Smotrich. Ia sempat mengatakan pada hari Senin bahwa Israel harus melanjutkan kampanye militernya di Gaza hingga kelompok militan Palestina Hamas menyerah sepenuhnya.

Israel memulai serangannya di Gaza setelah para pejuang yang dipimpin Hamas menyerang komunitas-komunitas Israel pada 7 Oktober 2023, menewaskan 1.200 orang dan menyandera lebih dari 250 orang. Israel mengatakan sekitar 100 sandera masih ditahan, tetapi tidak jelas berapa banyak yang masih hidup.

Pihak berwenang di Gaza mengatakan kampanye Israel telah menewaskan lebih dari 46.000 warga Palestina dan membuat sebagian besar penduduk yang berjumlah 2,3 juta orang mengungsi. Sebagian besar daerah kantong pesisir itu juga dilaporkan hancur.

Sejauh ini, para mediator belum berhasil menyelesaikan gencatan senjata antara Israel dan Hamas. Sumber yang dekat dengan diskusi tersebut mengatakan bahwa Qatar dan Mesir telah mampu menyelesaikan beberapa perbedaan antara pihak-pihak yang bertikai tetapi masih ada titik-titik yang mengganjal.

 


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Profil Itamar Ben-Gvir, Menteri Garis Keras Israel Penuh Kontroversi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular