Internasional

207 Orang Tewas Dibantai Gegara Tuduhan 'Santet', Negara Mencekam

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
24 December 2024 10:05
Anggota Angkatan Bersenjata Haiti berpatroli di daerah tersebut saat orang-orang meninggalkan rumah setelah kekerasan geng bersenjata selama akhir pekan, banyak yang tergabung dalam aliansi yang dikenal sebagai Viv Ansanm, di pinggiran kota Poste Marchand, di Port-au-Prince, Haiti, 9 Desember 2024. (REUTERS/Ralph Tedy Erol)
Foto: Anggota Angkatan Bersenjata Haiti berpatroli di daerah tersebut saat orang-orang meninggalkan rumah setelah kekerasan geng bersenjata selama akhir pekan, banyak yang tergabung dalam aliansi yang dikenal sebagai Viv Ansanm, di pinggiran kota Poste Marchand, di Port-au-Prince, Haiti, 9 Desember 2024. (REUTERS/Ralph Tedy Erol)

Jakarta, CNBC Indonesia - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Senin (23/12/2024) kembali memperbarui perkembangan soal insiden di Haiti yang melibatkan geng Wharf Jeremie. Badan internasional itu menyebut ada 207 orang yang tewas dalam tragedi pembunuhan massal yang dilakukan Wharf Jeremie.

Dalam laporan Reuters, Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia menyebut sedikitnya 134 pria dan 73 wanita tewas setelah dibantai Wharf Jeremie di daerah Cite Soleil, daerah kumuh dekat pelabuhan Ibu Kota Port-au-Prince. Wilayah ini merupakan salah satu daerah termiskin dan paling berbahaya di Haiti.

Sebagian besar dari mereka adalah lansia yang dituduh melakukan sihir. Mereka tewas dalam waktu kurang dari seminggu akibat eksekusi massal, penculikan, dan penggerebekan yang dilakukan oleh sekitar 300 anggota geng itu.

"Pemimpin geng Monel 'Mikano' Felix memerintahkan serangan setelah anaknya jatuh sakit, menuduh penduduk setempat menyebabkan penyakit tersebut melalui Voodoo. Banyak korban diculik dari kuil Voodoo dan upacara keagamaan," kata PBB.

Setelah pembunuhan tersebut, anggota geng berusaha menghilangkan bukti dengan menyita ponsel, membakar mayat, dan membuangnya ke laut.

"Geng Mikano telah menguasai wilayah kecil namun strategis antara pelabuhan utama, gudang di sekitarnya, dan jalan raya nasional keluar dari ibu kota selama sekitar 15 tahun," menurut PBB.

Pembunuhan itu mengejutkan negara Karibia tersebut, yang telah dilanda konflik geng yang semakin memburuk dan memperparah kekurangan pangan yang parah. Di sisi lain, negara-negara tetangganya terlambat memberikan bantuan keamanan yang telah lama dijanjikan.

Lebih dari 5.300 orang telah tewas di Haiti sejak Januari dan lebih dari 12.000 sejak awal 2022. Sementara lebih dari 700.000 orang telah mengungsi di dalam negeri.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Gengster Bikin Kacau, Warga Negara Ini Terancam Mati Kelaparan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular