Begini Cara Para Tersangka Produksi Uang Palsu di Dalam UIN Makassar

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
Sabtu, 21/12/2024 16:30 WIB
Foto: Ilustrasi. CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Kepolisian menemukan praktik produksi uang palsu di lingkungan kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makssar, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Dari modus operandi yang dijalankan juga melibatkan oknum di lingkungan kampus hingga pegawai bank BUMN.

Kapolres Gowa AKBP Reonald Sumanjuntak menjelaskan modus pelaku berawal dari proses pembuatan di rumah pelaku yang kini masuk Daftar Pencarian Orang (DPO) ASS di Makassar pada 2010 silam. ASS diduga sebagai donatur pabrik uang palsu tersebut.

"Awalnya pembuatan uang palsu ini di rumah ASS Jalan Sunu Makassar," kata Reonald, dikutip dari CNN Indonesia, Jumat (20/12/2024)


Proses pembuatan uang palsu tersebut berjalan hingga 2012. Kemudian, para tersangka itu berkeinginan memproduksi dalam jumlah yang lebih besar sehingga membutuhkan alat besar.

Kemudian para tersangka dan yang sudah ditangkap dan masih DPO membeli mesin cetak yang lebih besar. Mesin itu diselundupkan masuk ke dalam ruang perpustakaan UIN Alauddin Makassar dengan bantuan Kepala Perpustakaan, Andi Ibrahim (AI), pada September 2024.

Andi Ibrahim juga sudah ditetapkan sebagai tersangka dan pihak rektorat sudah melakukan pemecatan.

"Alat besar itu senilai Rp 600 juta di beli di Surabaya, namun dipesan dari China. Alat itu dimasukan salah satu tersangka, AI ke dalam gedung yaitu perpustakaan tanpa sepengetahuan pihak kampus di malam hari," kata Reonald.

Setelah mesin cepat uang palsu tersebut berada di ruang kampus UIN Alauddin Makassar, proses pembuatan uang palsu dengan sekala besar dilakukan oleh para tersangka.

"Di awal bulan September 2024 TKP 2 mulai dilaksanakan tindak pidana tersebut," sebut Reonald.

Lebih lanjut, hingga saat ini pihak Kepolisian masih mengejar tiga orang tersangka yang telah masuk DPO. Tiga DPO itu diduga sebagai pendana dalam kasus pabrik uang palsu di kampus itu, yang masih dalam pengejaran.

Namun menurut Reonald, hingga saat ini polisi telah menangkap 17 orang dan menetapkan mereka sebagai tersangka. Sehingga kasus ini masih terus dalam tahap pengembangan.

"Sudah ada 17 orang kita tangkap dan dua di antaranya adalah oknum pegawai bank BUMN," tuturnya.


(mkh/mkh)
Saksikan video di bawah ini:

Video: PR Berat Distributor Farmasi Salurkan Obat-Alkes ke Pelosok RI