
Dolar Tembus Rp16.300, Pengusaha Kontraktor Bilang Begini

Jakarta, CNBC Indonesia - Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS membuat pengusaha was-was akan dampak panjang ke bisnis mereka. Sektor-sektor tertentu memang sangat tergantung dengan perubahan kurs karena membutuhkan barang atau jasa yang berbasis impor.
Ketua Umum Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (GAPENSI) Andi Rukamana Nurdin angkat bicara, menurutnya pelemahan rupiah tentu berpengaruh pada sektor konstruksi karena beberapa material konstruksi ada yang masih impor, antara lain besi dan baja, dan lainnya,
"Jadi secara umum memang ada pengaruhnya, tapi untung terjadi pelemahan pada akhir proyek di akhir tahun, mudah-mudahan nggak terlalu berdampak," kata Andi kepada CNBC Indonesia, Jumat (20/12/2024).
Pelemahan rupiah di akhir tahun memang bertepatan dengan proses pelelangan proyek-proyek pemerintah. Sehingga bila ada perubahan harga bisa langsung disesuaikan tanpa perlu ada perubahan eskalasi harga dari pelemahan kurs rupiah.
"Untungnya elang dini baru mulai, setiap ada kenaikan pasti ada eskalasi harga satuan tertentu seperti minyak aspal naik, besi naik," katanya.
Ia berharap pelemahan kurs rupiah ini tak berlangsung lama. Untuk itu perlu antisipasi dengan menekan kebutuhan proyek dari bahan-bahan impor sehingga tak terpengaruh signifikan dari pelemahan rupiah.
Rupiah terdepresiasi terhadap dolar Amerika Serikat (AS) setelah bank sentral AS (The Fed) menurunkan ekspektasi cut rate/hawkish cut di 2025.
Dilansir dari Refinitiv, rupiah anjlok 1,34% sekitar pukul 14:40 WIB di angka Rp16.300/US$ pada hari ini, Kamis (19/12/2024). Posisi ini merupakan yang terlemah sejak 4 Juli 2024.
Sementara indeks dolar AS (DXY) tampak naik 0,06% di angka 108,09. Angka ini lebih tinggi jika dibandingkan penutupan sebelumnya yang berada di angka 108,03.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Beda Jauh Ramalan Sri Mulyani-Bos BI Soal Nasib Rupiah di 2025