Kuota Minyak Tanah untuk Wilayah Maluku Akan Ditambah, Ini Alasannya

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
18 December 2024 18:05
Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia nampak mengendarai sebuah motor roda tiga pengangkutan BBM untuk Nelayan di Stastiun Pengisian Bahan Bakar Umum Nelayan (SPBUN) 88.791.01, Tantui Kota Ambon, Rabu (18/12/2024). (CNBC Indonesia/Verda Nano Setiawan)
Foto: Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia nampak mengendarai sebuah motor roda tiga pengangkutan BBM untuk Nelayan di Stastiun Pengisian Bahan Bakar Umum Nelayan (SPBUN) 88.791.01, Tantui Kota Ambon, Rabu (18/12/2024). (CNBC Indonesia/Verda Nano Setiawan)

Ambon, CNBC Indonesia - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia berencana untuk menambah kuota minyak tanah untuk di daerah Ambon, Maluku. Hal tersebut dilakukan guna mengatasi kelangkaan yang terjadi di wilayah tersebut.

Adapun, keputusan untuk menambah kuota minyak tanah dilakukan setelah dirinya mendapat laporan dari nelayan setempat. Kepada Bahlil, para nelayan mengaku kerap kesulitan untuk mendapatkan minyak tanah.

"Ada masukan bahwa untuk minyak tanah, kita kuotanya di Maluku, khususnya di Ambon, tidak cukup. Tadi saya sudah rapat sama BPH Migas, sama Pertamina, kuota untuk minyak tanah nanti di Maluku kita akan tambah agar kemudian tidak lagi menjadi antri," kata Bahlil dalam Acara Peresmian BBM Satu Harga di Wayame, Ambon, Rabu (18/12/2024).

Menurut Bahlil, keputusannya menambah kuota minyak tanah di wilayah Maluku dilakukan sebagai wujud keberpihakan yang dilakukan pemerintah. Terutama, untuk memberikan akses energi secara merata dan berkeadilan.

"Ya, jadi jangan lagi ada yang tadi datang bilang jangan sampai dipikir bahwa Menteri ESDM nggak mikir Maluku. Udah tadi, begitu kalian ngomong, saya sudah langsung rapat. Itu yang orang Papua bilang, 'adek kau baru mau tulis, kakak sudah baca'," katanya.

Sebelumnya, Bahlil menyampaikan volume Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi dalam Rancangan APBN (RAPBN) Tahun Anggaran 2025 dipatok sebesar 19,41 juta kilo liter (kl).

Ia menyebut bahwa jumlah tersebut turun apabila dibandingkan volume yang telah ditetapkan pada 2024 sebesar 19,58 juta kl.

Menurut dia, penurunan volume BBM subsidi disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satunya didorong oleh rencana efisiensi penyaluran BBM bersubsidi yang lebih tepat sasaran.

"Penurunan ini didorong oleh rencana efisiensi penyaluran BBM bersubsidi tahun 2025 agar lebih tepat sasaran," kata Bahlil dalam Rapat Kerja bersama Komis VII DPR RI, Selasa (27/8/2024).

Bahlil menjelaskan, berdasarkan kajian dan evaluasi yang dilakukan tim Kementerian ESDM dan Pertamina, pihaknya melihat masih ada beberapa langkah-langkah yang perlu untuk dimitigasi, sehingga penyaluran BBM bersubsidi ke masyarakat dapat lebih tepat sasaran.

"Ketika tepat sasaran maka akan melahirkan efisiensi dan langkah-langkah ini yang akan kita lakukan. Jadi jangan lagi mobil-mobil mewah pakai barang subsidi," ujarnya.

Berdasarkan paparannya di Komisi VII DPR RI, volume BBM subsidi pada 2025 tersebut terdiri dari minyak tanah 0,52 juta kl dan 18,89 juta kl BBM Solar.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article BBM Satu Harga Sudah Tersebar di 552 Titik Selama 7 Tahun

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular