Pertagas Dukung Masa Depan LNG Hub RI
Jakarta, CNBC Indonesia - Dunia kini tengah berlomba-lomba melakukan transisi energi ke energi yang lebih bersih dan ramah lingkungan. Salah satu sumber energi andalan dalam proses transisi energi ini yaitu gas bumi.
Di Indonesia, penggunaan gas bumi ke depannya diperkirakan akan bergeser pada penggunaan gas alam cair atau Liquefied Natural Gas (LNG) dari saat ini memanfaatkan gas bumi melalui pipa. Terlebih, temuan-temuan lapangan gas selama beberapa tahun terakhir ini rencananya akan dikembangkan melalui LNG, seperti temuan gas baru di Lapangan Abadi, Blok Masela di Maluku, dan juga Blok South Andaman di lepas pantai utara Sumatera.
Dengan semakin banyaknya permintaan gas dari berbagai negara, dan juga bertambahnya pasokan LNG di Indonesia, maka tentunya ini menjadi peluang bisnis yang lebih cerah bagi perusahaan pengembang infrastruktur LNG di Tanah Air.
Adapun salah satu perusahaan pengembang infrastruktur LNG di Indonesia yaitu PT Perta Arun Gas, anak usaha PT Pertamina Gas (Pertagas). Melalui PT Perta Arun Gas (PAG), Pertagas mengembangkan bisnis di bidang infrastruktur LNG, mulai dari tempat penyimpanan dan terminal LNG atau LNG Hub, regasifikasi LNG, Penyimpanan dan terminal LPG, penyimpanan dan terminal condensate, dan LNG Filling melalui ISO tank.
Perta Arun Gas saat ini mengoperasikan empat tangki LNG untuk kebutuhan regasifikasi nasional, khususnya di wilayah Sumatera, dan juga untuk LNG Hub. Selain itu, terdapat satu tangki LNG yang sedang dilakukan revitalisasi. Berlokasi di Arun Lhokseumawe, Aceh, kapasitas Terminal LNG Arun ini mencapai 405 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD).
Sejak penerimaan kargo LNG pertama pada 19 Februari 2015 dan diresmikan operasional Terminal Regasifikasi LNG Arun pada 9 Maret 2015 oleh Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi), bisnis LNG PAG semakin berkembang setiap tahunnya.
Presiden Direktur Perta Arun Gas Yan Syukharial sempat menyebut, bisnis regasifikasi dan LNG Hub perusahaan telah menunjukkan peningkatan.
Bisnis regasifikasi PAG meningkat 10% pada 2023 menjadi 57.685 miliar British Thermal Unit (BBTU) dari 52.559 BBTU pada 2022.
"Perusahaan juga mampu melakukan aktifitas unloading dan reloading LNG dari kapal kargo milik konsumen total aktivitas LNG Hub sebanyak 39 kargo dengan realisasi pendapatan dari segmen LNG Hub sebesar US$ 23,118 juta atau 17% lebih tinggi dari tahun 2022," ungkap Yan, dikutip dari laporan tahunan PAG 2023, dikutip Senin (16/12/2024).
Kemudian, untuk kegiatan suplai utilitas dan fasilitas pendukung pada tahun 2023 tercapai sebesar US$ 5,59 Juta atau naik 8 % dari tahun 2022, segmen O&M (Operation and Maintenance) sebesar US$ 2,760 juta atau 178% lebih tinggi dari 2022 dan dari segmen GUCD (LNG Gassing Up and Cooling Down) adalah sebesar US$ 6,6 Juta atau 99% lebih tinggi dari tahun 2022.
Dia mengatakan, tumbuhnya kinerja di 2023 ini karena meningkatnya pendapatan dan juga efisiensi anggaran sepanjang tahun.
Adapun target Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) tahun 2024 naik 81% dari RKAP 2023, sesuai dengan proyeksi pendapatan yang dapat dikonfirmasi dari bisnis eksisting serta potensi on stream atas bisnis baru yang saat ini sedang dalam pematangan perjanjian kerja sama.
LNG Hub Terbesar di Asia
Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis Pertagas Agung Indri Pramantyo sempat menyebut, LNG Hub Arun memiliki lokasi strategis antara pasokan dan permintaan LNG, bahkan di jalur pelayaran internasional. Oleh karena itu, menurutnya ini menjadikan Arun sebagai lokasi ideal untuk bisnis bulking.
"Ditambah lagi, posisi Arun sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) menciptakan peluang bagi PAG sebagai LNG Asia Hub terbesar," ungkap Agung beberapa waktu lalu.
Secara terpisah, Chairman Indonesia Gas Society (IGS) Aris Mulya Azof mengatakan, Pertamina Gas ingin memanfaatkan aset dan terminal Arun dalam pengembangan bisnis, salah satunya menjadikan Arun sebagai LNG & LPG Hub terminal.
Menurut dia, gas ke depan prospeknya sangat baik, gas akan menjadi energi transisi dan LNG akan menjadi dominan di domestik dan regional.
"Peran Arun Gas dengan lokasi yang sangat strategis akan memberikan competitive advantage. Berada di Zona Ekonomi ekslusif serta flexibility operasi juga merupakan nilai tambah Arun," kata Aris.
Sepanjang 2023, perusahaan tercatat melakukan regasifikasi dari 16 kargo LNG, naik dari 15 kargo LNG pada 2022. Adapun regasifikasi untuk kelistrikan sebanyak 11 kargo LNG dan untuk pabrik pupuk 5 kargo LNG.
Bisnis regasifikasi LNG pada 2023 tercatat membukukan US$ 76,31 juta atau berkontribusi sebesar 66% dari pendapatan perusahaan. Jumlah ini meningkat dibandingkan 2021 yang tercatat sebesar US$ 49,67 juta.
Selain itu, perusahaan juga menjalankan bisnis LNG Hub, melalui penyimpanan LNG milik konsumen, termasuk jasa pembongkaran (unloading), dan pemuatan kembali (reloading). Basis kerja sama yang dibangun dengan pihak konsumen adalah kapasitas volume yang digunakan untuk penyimpanan LNG.
Tak hanya mendukung ketahanan energi nasional, Perta Arun Gas juga semakin lincah dan gencar menggaet pasar internasional. Terutama, sejak ditunjuknya Perta Arun Gas sebagai pengusaha dan pengelola Kawasan Pusat Logistik Berikat (PLB) oleh Menteri Keuangan pada 7 September 2016, lalu disusul dengan diresmikannya operasional PLB pada 2 April 2019 yang ditandai dengan kedatangan kargo LNG pertama di Terminal Arun.
Pada Agustus 2022 Perta Arun Gas bahkan dinobatkan sebagai Terminal Reloading LNG Teraktif di dunia pada 2022 oleh IHS Markit.
Selain memasok LNG untuk pembangkit listrik PLN dan pabrik pupuk milik PT Pupuk Iskandar Muda, Perta Arun Gas juga menggaet sejumlah perusahaan internasional sebagai pasarnya, termasuk yang memanfaatkan LNG Hub perusahaan, antara lain PPT Energy Trading Singapore Pte Ltd, Kyushu Electric Power Co Inc, TotalEnergies Gas & Power Asia Private Limited, Concord Energy Pte Ltd, BP Singapore Pte Ltd, Jera Co Inc, Petronas North Ketapang Sdn Berhad, Sumitomo Coporation, LNG Japan Corporation, dan lainnya.
Bisnis LNG Hub ini juga terpantau mengalami pertumbuhan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Pada 2023, bisnis LNG Hub PAG tercatat mencapai US$ 23,11 juta atau berkontribusi sebesar 20% dari pendapatan perusahaan. Jumlah ini bahkan melonjak 472% dari capaian pada 2021 yang tercatat "hanya" sebesar US$ 4,04 juta.
Dengan semakin berkembangnya bisnis LNG perusahaan, maka bukan hal mustahil bila PAG bisa mewujudkan Terminal Arun sebagai Pusat LNG Hub di Asia.
(pgr/pgr)