Konsumsi BBM Sawit RI Sudah Mencapai 12,07 Juta KL di Akhir 2024
Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat, realisasi konsumsi bahan bakar nabati (BBN) yang berasal dari sawit menjadi biodiesel mencapai 12,07 juta kilo liter (KL) sepanjang tahun 2024 ini.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKE) Kementerian ESDM Eniya Listiani Dewi mengungkapkan bahwa realisasi tersebut mencapai 90% dari target produksi biodiesel pada tahun ini mencapai 13,4 juta KL.
"Pemanfaatan energi baru terbarukan non listrik berupa biodiesel ini tim bioenergi sudah luar biasa mengawal capaian kita pada minggu ini adalah sebesar 12,07 juta KL atau sebesar 90%," jelasnya dalam acara Apresiasi Kinerja Stakeholder EBTKE, di Ballroom Hotel Mulia, Jakarta, dikutip Rabu (18/12/2024).
Dia menyebutkan, hal itu juga sejalan dengan rencana pemerintah untuk menambah kapasitas produksi biodiesel di tahun 2025 mendatang, salah satunya untuk menjalankan program campuran biodiesel pada bahan bakar minyak (BBM) jenis solar sebesar 40% (B40).
"Seperti arahan Bapak Menteri juga kita akan segera menambah kapasitas biodiesel ini di tahun depan mudah-mudahan ini bisa segera kita realisasikan 40% (B40)," tambahnya.
Sejatinya, kata Eniya, program biodiesel di Indonesia juga sejalan dengan apa yang diperintahkan oleh Presiden RI Prabowo Subianto untuk mencapai swasembada energi di Indonesia.
Untuk tahun 2025 mendatang, target biodiesel akan ditingkatkan pada angka 15,62 juta KL. Eniya mengatakan hal itu akan didorong melalui produksi dari 81% pabrik biodiesel yang sudah ada di dalam negeri saat ini.
"Target volume total itu 15,616 juta KL, atau kita bulatkan 15,62 juta KL. Itu pun masih menggunakan kapasitas pabrik eksisting yang saat ini sudah mencapai 81%," kata dia di sela acara.
Sebelumnya, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia memastikan program pencampuran BBN khususnya biodiesel sebesar 40% (B40) pada BBM jenis solar di Indonesia akan berjalan mulai 1 Januari 2025 mendatang.
Bahlil menyebutkan hal tersebut dinilai sebagai upaya pemerintah untuk mengurangi jumlah impor BBM jenis solar di dalam negeri.
"Salah satu blending kita adalah terkait dengan biodiesel. Kita hari ini di B40 di 1 Januari (2024), kita akan mulai dorong untuk mandatory," katanya dalam acara Indonesia Mining Summit 2024, di Hotel Mulia Jakarta, Rabu (4/12/2024).
Dia bahkan mengatakan, lebih lanjut lagi, pemerintah juga akan mendorong pencampuran biodiesel hingga 50% (B50) pada solar di Indonesia pada tahun 2026 mendatang. Hal itu dinilai nantinya bisa membuat Indonesia berhenti mengimpor solar.
"Di 2026 kita akan dorong B50. Kalau B50, maka kita tidak akan lagi impor solar," imbuhnya.
Lebih masif lagi, Bahlil mengatakan pemanfaatan biodiesel di Indonesia kedepannya akan didorong hingga 100% (B100). Ditambah, tidak hanya berfokus pada pemanfaatan BBN untuk solar, namun, nantinya pemerintah juga akan mendorong pemanfaatan BBN dalam bentuk bioetanol untuk dicampurkan pula ke BBM jenis bensin.
"Arahan Pak Presiden, Pak Prabowo, begitu lifting kita belum mencapai untuk memenuhi konsumsi dalam negeri, mau tidak mau kita harus dorong kepada B100, baik solar maupun bensin," tegasnya.
(pgr/pgr)