Internasional

Reaksi Putin atas Aksi Israel Caplok Dataran Tinggi Golan di Suriah

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
17 December 2024 21:00
Tentara Israel berkumpul di dekat garis gencatan senjata antara Suriah dan Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel, 9 Desember 2024. REUTERS/Ammar Awad
Foto: REUTERS/Ammar Awad

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Rusia pimpinan Presiden Vladimir Putin buka suara soal manuver Israel untuk mengambil alih Dataran Tinggi Golan di Suriah saat negara itu sedang mengalami transisi kekuasaan. Sikap Rusia ini disampaikan Wakil Menteri Luar Negeri Sergey Ryabkov, Senin (16/12/2024).

Dalam pernyataannya, Ryabkov menyebut Israel harus menghindari 'mabuk oleh peluang' yang dihadirkan oleh krisis yang sedang berlangsung di Suriah. Ia menyebut manuver Israel untuk mencaplok Dataran Tinggi Golan tidak dapat diterima semua pihak.

"Saya ingin memperingatkan beberapa 'orang pemarah' di Yerusalem Barat agar tidak terbuai oleh peluang," kata Ryabkov, dikutip Russia Today.

"Saya meminta Israel untuk kembali melaksanakan sepenuhnya perjanjian pelepasan diri tahun 1974 dengan Suriah, yang di dalamnya zona penyangga didirikan di Dataran Tinggi Golan."

Awal bulan ini, pasukan oposisi Suriah yang dipimpin oleh milisi Hayat Tahrir al-Sham (HTS) melancarkan serangan mendadak di seluruh negeri, merebut sejumlah kota besar, termasuk ibu kota Damaskus. Sebagai tanggapan, Presiden Suriah Bashar Assad mengundurkan diri dan diberikan suaka di Rusia.

Setelah jatuhnya Assad, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menyerbu zona penyangga antara Suriah dan Dataran Tinggi Golan. Meskipun mendapat kritik keras dari PBB dan negara-negara Arab, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan bahwa kabinetnya telah menyetujui rencana untuk memperluas populasi Yahudi dan "menetap" di Dataran Tinggi Golan tanpa batas waktu.

Sebelumnya, pemerintah Israel mengklaim bahwa perjanjian itu telah runtuh dengan jatuhnya pemerintahan Assad. Kepala staf Militer Israel (IDF) Herzi Halevi menyatakan bahwa Israel tidak ikut campur tangan dalam apa yang terjadi di Suriah dan tidak berniat untuk mengelola Suriah.

"Namun, setelah Tentara Suriah runtuh, sekarang ada ancaman bahwa elemen-elemen teror akan datang ke sini, dan kami maju sehingga elemen-elemen teror ekstrem tidak akan menetap di dekat perbatasan dengan kami," tambah Halevi.

Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz juga mengatakan bahwa serangan ke zona penyangga dimaksudkan untuk menciptakan 'area keamanan' baru yang akan bebas dari 'senjata strategis berat dan infrastruktur teroris'.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Raja Salman Cs Tiba-Tiba Ngamuk ke Israel soal Suriah, Kenapa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular