
Merdeka Copper Siapkan 3 Proyek Raksasa, Dari Emas Hingga Nikel

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) saat ini tengah berupaya untuk menyelesaikan pengerjaan sejumlah proyek besar. Terutama yang akan menjadi andalan perusahaan di masa depan.
Chief of external affairs PT Merdeka Copper Gold, Boyke Abidin mengungkapkan proyek-proyek tersebut antara lain seperti proyek tambang tembaga bawah tanah Tujuh Bukit di Banyuwangi, proyek tambang emas Pani di Pohuwato Gorontalo, dan proyek nikel melalui anak usahanya PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA).
"Proyek besar kita yang under construction yang di Gorontalo Pani gold project. Kemudian tambang bawah tanah kita di Banyuwangi. Yang akan menjadi tambang tembaga terbesar juga. Termasuk yang terbesar di Indonesia. Kemudian juga peningkatan kapasitas tambang nikel kita di Konawe," ujar Boyke saat ditemui di Jakarta, dikutip Selasa (17/12/2024).
Mengutip bahan paparan MDKA berikut rincian proyek tersebut:
Pertama, Proyek Emas Pani merupakan salah satu proyek pengembangan emas terbesar di Indonesia dengan kandungan sebesar lebih dari 6,9 juta ounces emas. Berada di Provinsi Gorontalo, Sulawesi, proyek ini direncanakan untuk berkembang secara bertahap guna memastikan pertumbuhan yang stabil.
Tahap awal akan dimulai dengan pengolahan heap leach untuk produksi awal emas, dan kemudian akan dikembangkan dengan metode pengolahan carbon-in-leach (CIL). Pada produksi puncaknya, tambang ini diperkirakan dapat menghasilkan hingga 500.000 ounces emas per tahun.
Kedua, proyek Tembaga Tujuh Bukit merupakan salah satu proyek tembaga terbesar di dunia yang masih dalam fase pra produksi. Merdeka memiliki 100 persen saham dalam proyek ini, yang terletak di bawah Tambang Emas Tujuh Bukit.
Sejak 2018, Merdeka telah menginvestasikan US$200 juta untuk studi kelayakan yang terperinci, termasuk eksplorasi sepanjang 1.890 meter, pengeboran untuk mendefinisikan sumber daya, pemodelan geologi, studi teknis, dan studi pra-kelayakan (Pre-feasibility study atau PFS) yang rampung pada Mei 2023.
PFS tersebut menegaskan manfaat ekonomi yang tinggi untuk pengembangan tambang bawah tanah ini, yang berumur panjang dan signifikan secara global dengan pendekatan bertahap. Pada puncak produksinya, Proyek Tembaga Tujuh Bukit akan memproses 24 juta ton bijih per tahun untuk menghasilkan lebih dari 110.000 ton tembaga dan 350.000 ounces emas per tahun selama lebih dari 30 tahun.
Ketiga, Melalui anak usaha, PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBM) MDKA bakal mengoperasikan tambang dan pabrik-pabrik peleburan nikel, yang terhubung dengan pengembangan kawasan industri nikel di Sulawesi Tengah dan Tenggara, Indonesia.
Setelah melepas saham perdananya dengan kode MBMA pada April 2023 dan menghasilkan Rp9,2 triliun dana segar, MBM terus mengembangkan diri untuk menjadi salah satu pemasok utama bahan baku baterai bagi kendaraan listrik dunia, melalui aset-aset bisnis yang saling terintegrasi.
Bahan baku MBM, berupa bijih nikel limonit dan saprolit, berasal dari Tambang SCM (Sulawesi Cahaya Mineral), sebuah operasi tambang nikel berskala global, hemat biaya, dan berkualitas tinggi di Konawe, Sulawesi Tenggara. Di area seluas 21.100 hektare, Tambang SCM mengandung sekitar 13,8 juta ton nikel (kadar Ni 1,22%) dan 1,0 juta ton kobalt (kadar Co 0,08%).
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]