Demi Swasembada Energi, Tahun Depan RI Mulai Terapkan Biodiesel B40

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
Jumat, 06/12/2024 19:55 WIB
Foto: Tes bahan bakar B40 ke mobil saat uji coba dan uji jalan atau road test kendaraan dengan bahan bakar biodiesel campuran minyak sawit 40% (B40) di Gedung Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jakarta, Rabu, (27/7/2022). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) menyampaikan bahwa Indonesia bakal menjalankan program pelaksanaan mandatori biodiesel 40% (B40) pada 2025 mendatang. Langkah ini dilakukan guna mengurangi ketergantungan terhadap energi impor.

Sekretaris BPH Migas Patuan Alfon Simanjuntak mengatakan bahwa pemanfaatan biodiesel dilakukan guna mewujudkan swasembada energi, seperti yang telah dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto dalam Asta Cita pembangunan nasional.

"Tahun 2025 kita akan B40. Untuk apa? untuk mengurangi ketergantungan kita, karena kita ingat bahwa Asta Cita daripada Bapak Presiden, kita harus bisa menjaga ketahanan energi, untuk menjaga kedaulatan energi, dan juga menjaga dengan melakukan swasembada energi," kata Alfon dalam acara Kongkow Berenergi di Kantor BPH Migas, Jumat (6/12/2024).


Menurut Alfon, swasembada energi artinya bahwa Indonesia dapat memenuhi kebutuhan sumber energinya secara mandiri. Hal ini sejalan dengan Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 yang menyatakan bahwa bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai negara dan digunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.

Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyampaikan bahwa program pencampuran Bahan Bakar Nabati (BBN) jenis biodiesel ke dalam minyak Solar sebesar 35% (B35) telah berdampak pada penghematan keuangan negara. Bahkan, uang negara yang bisa dihemat mencapai Rp 120 triliun pada 2023.

Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot mengungkapkan program B35 merupakan kebijakan yang mewajibkan pencampuran 35 persen biodiesel ke dalam bahan bakar solar. Biodiesel ini berasal dari minyak nabati, seperti minyak kelapa sawit, yang kemudian dicampur dengan solar untuk menghasilkan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan.

Menurut dia, langkah ini diharapkan mampu mengurangi ketergantungan pada impor bahan bakar minyak (BBM), meningkatkan nilai tambah bagi sektor pertanian, serta mendorong pertumbuhan ekonomi. Pada 2023, pemanfaatan biodiesel di pasar domestik tercatat mencapai 12,2 juta kilo liter (kl). Angka ini ditargetkan meningkat menjadi 12,5 juta kl pada 2025.

"Tahun depan, kita rencanakan implementasi B40, dan sedang dilakukan asesmen untuk B50 serta penyediaan bioetanol di dalam negeri," kata Yuliot dalam keterangan tertulis, dikutip Jumat (6/12/2024).


(wia)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Bahlil Ingatkan Indonesia Jangan Kena Kutukan Sumber Daya Alam