Ekonom Sebut PIS Jadi Kunci Stabilitas & Ketahanan Energi Nasional

Wilda Asmarini, CNBC Indonesia
06 December 2024 10:25
Pertamina International Shipping
Foto: dok Pertamina International Shipping

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina International Shipping (PIS), Subholding Integrated Marine Logistics Pertamina, dinilai sebagai salah satu perusahaan logistik yang berperan penting dalam menjaga stabilitas dan ketahanan energi nasional.

Bukan tanpa alasan, hal ini dikarenakan PIS bisa tetap menjaga dan memastikan pasokan energi di dalam negeri aman dan tersedia meskipun di tengah kondisi geopolitik dunia yang "memanas" dan penuh dengan dinamika.

Kepala Center of Food, Energy, and Sustainable Development INDEF Abra Talattov menilai,risiko geopolitik, seperti konflik Rusia-Ukraina dan ketegangan di Timur Tengah saat ini memberikan tekanan besar pada stabilitas energi nasional.

Namun demikian, kondisi ini tetap bisa dimitigasi PIS sebagai perusahaan logistik energi terintegrasi, sehingga tetap bisa menjaga keandalan pasokan energi di Tanah Air.

"Lonjakan harga minyak mentah pada 2022 menjadi pengingat bahwa risiko geopolitik global memiliki dampak signifikan terhadap stabilitas energi Indonesia," ungkap Abra, dikutip Kamis (05/12/2024).

"Di tengah risiko disrupsi terhadap pasokan energi global akibat masih tingginya tensi eskalasi geopolitik dunia saat ini, kita patut bersyukur bahwa Pertamina melalui PT Pertamina International Shipping mampu memainkan peran strategisnya dalam menjaga kelancaran distribusi energi serta mendukung ketahanan energi nasional," ujar Abra.

Abra mengatakan, memastikan pasokan energi yang stabil bukan sekadar tantangan teknis, tetapi juga bagian dari menjaga stabilitas ekonomi dan sosial di dalam negeri. Pasalnya, ketika terjadi disrupsi terhadap rantai pasokan perdagangan energi dunia, ini bisa membuat harga minyak mentah melonjak hingga lebih dari US$ 100 per barel.

Oleh karena itu, menurutnya ketahanan energi menjadi prioritas utama pemerintahan baru Indonesia.

Dia pun menilai kondisi ini menuntut Indonesia perlu memperkuat infrastruktur logistik energi. Sebagai negara maritim dengan lebih dari 17.000 pulau, logistik energi di Indonesia menghadapi tantangan geografis yang tidak sederhana.

"Sistem logistik yang kuat menjadi tulang punggung untuk memastikan bahwa energi dapat mencapai wilayah-wilayah terpencil," ucapnya.

Peran Vital Industri Logistik

Dengan sebaran kebutuhan yang luas di berbagai pulau di Tanah Air, Abra menilai industri pelayaran (shipping) energi memainkan peran vital dalam rantai pasok energi nasional. Komoditas energi seperti minyak mentah, gas alam, batu bara dan produk energi lainnya, dari daerah penghasil ke masyarakat atau pusat pemrosesan bergantung pada industri transportasi laut.

Apalagi, lanjutnya, kebutuhan energi akan terus meningkat seiring perkembangan ekonomi.

"Salah satu syarat utama mencapai visi Indonesia menjadi Negara Maju 2045 sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) kedua tahun 2025-2045, adalah pertumbuhan ekonomi di atas 6% per tahun. Target ini membutuhkan peningkatan produktivitas ekonomi dan penguatan investasi, yang berimplikasi pada peningkatan kebutuhan pasokan energi nasional," paparnya.

Kebutuhan energi yang meningkat ini menuntut infrastruktur logistik energi yang mumpuni dan merata.

"Tidak hanya itu, saya juga melihat peran strategis industri pelayaran dalam mendukung diversifikasi energi nasional, terutama dalam hal pendistribusian energi dari sumber-sumber yang berbeda. Misalnya, pengangkutan energi dari sumber-sumber lokal yang terdiversifikasi (gas alam, bioenergi, energi terbarukan) memungkinkan Indonesia untuk mengurangi ketergantungan pada satu sumber energi, yang penting untuk ketahanan energi dalam jangka panjang," ujar Abra

Abra pun menilai industri shipping tidak hanya berperan sebagai penghubung utama, tetapi juga sebagai penjaga stabilitas pasokan. Ia mengungkapkan, ketidakhadiran atau tidak berkembangnya industri pelayaran tentunya dapat memicu risiko serius, mulai dari aktivitas masyarakat yang terganggu hingga terhentinya aktivitas industri, yang berdampak langsung pada stabilitas ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

Sebagai salah satu pemain utama rantai pasok energi nasional, PT Pertamina International Shipping (PIS) memegang peran vital dalam menjaga ketahanan energi. Dengan armada yang terdiri dari 320 kapal tanker dan 402 kapal pendukung, PIS mendistribusikan lebih dari 160 miliar liter energi setiap tahun ke berbagai wilayah di Indonesia. Selain itu, PIS juga mengelola LPG Terminal Tanjung Sekong, yang menyuplai 40% kebutuhan LPG nasional.

"Kehadiran PIS dalam ekosistem industri pelayaran nasional tentunya merupakan bukti nyata bahwa Bangsa Indonesia memiliki armada kapal pengangkut energi yang mumpuni serta infrastruktur maritim yang mendukung ketahanan energi nasional," ungkap Abra.

Ke depan, peran PIS diharapkan semakin besar dalam mendukung visi ketahanan energi Indonesia. Pemerintahan baru Indonesia, menurut Abra, memiliki komitmen kuat dalam melanjutkan agenda pembangunan industri pelayaran dalam mendukung ketahanan energi nasional.

"Dengan orientasi pembangunan tersebut, maka jelas bahwa PIS memiliki peran yang sangat strategis dalam mendukung ketahanan energi nasional. Kemampuan PIS dalam mengelola ekosistem rantai pasok energi nasional diharapkan dapat menopang target pertumbuhan ekonomi sekaligus mendukung pemerataan pembangunan melalui penyaluran energi di seluruh pelosok negeri sehingga visi Indonesia Maju 2045 bisa dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia," tandasnya.

Dukung Pertumbuhan Ekonomi 8%

Pengamat Ekonomi Energi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran (Unpad) Yayan Satyakti menilai, penyaluran energi di dalam negeri yang stabil dan andal bisa mendukung target pertumbuhan ekonomi 8% yang dicanangkan Pemerintahan Prabowo Subianto.

Hal ini menurutnya sudah dilakukan oleh PT Pertamina International Shipping (PIS) yang mengangkut BBM dan LPG ke seluruh pelosok daerah di Tanah Air.

"Mengingat kondisi negara kita sebagai negara kepulauan, keandalan pengangkutan energi akan menstabilkan ketersediaan energi dalam negeri, khususnya BBM dan LPG. Di sini peran penting PIS sebagai 'pembuluh darah' penyalur energi," ucap Yayan.

Menurutnya, kestabilan pasokan BBM dan LPG sangat penting untuk menggerakkan roda perekonomian lokal, baik sektor-sektor industri manufaktur, transportasi, UMKM, maupun ekonomi rumah tangga. Stabilnya sektor industri hingga rumah tangga akan memicu akselerasi pertumbuhan ekonomi.

"Dari data aliran input dan output ekonomi yang diterbitkan BPS, bisa kita simulasikan, bahwa untuk mengejar pertumbuhan 8% pada 2026 dengan skenario Net Zero Emissions 2060, maka Indonesia membutuhkan investasi 2,7 kali lipat dari 2016 sebagai patokan. Jika kita turunkan ke sektor energi, maka untuk mencapai target 8% pada 2026, kita membutuhkan tambahan pembangkit gas 1,82 kali, tambahan geothermal 1,25 kali, dan pembangkit diesel 0,5 kali lipat dari 2016. Target ini, membutuhkan penyangga yang kuat berupa logistik energi yang andal dan efisien, seperti yang telah dijalankan PIS selama ini," paparnya.

Dia mengatakan, PIS, sebagai bagian dari Pertamina, memiliki peran penting dalam mendukung sistem logistik energi nasional. Setiap tahunnya, PIS mengelola lebih dari 20 ribu call/voyage untuk kebutuhan energi dalam negeri. Yayan menilai, PIS adalah kunci dalam menjawab tantangan geografis Indonesia.

"Sebagai pemain utama dalam logistik energi, PIS harus mampu mengantisipasi peningkatan kebutuhan energi hingga dua kali lipat pada 2030, terutama untuk mendukung pertumbuhan ekonomi 8%. Kapabilitas ini akan menjadi tulang punggung dalam menjaga stabilitas ekonomi nasional," ungkapnya.

Lebih lanjut, Yayan mengungkapkan bahwa pembangunan infrastruktur logistik yang merata mulai dari wilayah barat, tengah, hingga timur Indonesia akan meningkatkan efisiensi distribusi energi dan memperkuat ketahanan energi nasional.

"Energi adalah penggerak roda perekonomian. Jika logistik energi tidak berjalan lancar, maka dampaknya dapat berlipat ganda ke sektor ekonomi yang lain. Dengan memperkuat buffer stock, meningkatkan efisiensi logistik energi, dan membangun infrastruktur yang memadai, Indonesia dapat memastikan terwujudnya kestabilan pasokan energi untuk seluruh wilayah Indonesia. Ketahanan energi yang solid ini akan menjadi kunci tercapainya target pertumbuhan ekonomi," pungkasnya.

Untuk diketahui, PIS telah mengantarkan sebanyak 71,6 juta kilo liter (kl) Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Liquefied Natural Gas(LNG) ke dalam negeri sepanjang Semester I 2024. Pencapaian pada paruh pertama 2024 ini menunjukkan bahwa PIS sukses menjaga ketahanan energi nasional dan mendukung aktivitas ekonomi di seluruh pelosok negeri.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Membedah Peran Nyata Sektor Logistik Dalam Mendorong Ekonomi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular