Freeport Ajukan Tambahan Kuota Ekspor Konsentrat Tembaga di 2025

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
05 December 2024 12:00
Smelter tembaga PT Freeport Indonesia di KEK JIIPE, Gresik, Jawa Timur. (Doc PT Freeport Indonesia)
Foto: Smelter tembaga PT Freeport Indonesia di KEK JIIPE, Gresik, Jawa Timur. (Doc PT Freeport Indonesia)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Freeport Indonesia (PTFI) mengajukan tambahan kuota dan relaksasi ekspor konsentrat tembaga untuk tahun 2025. Relaksasi ini diperlukan menimbang insiden kebakaran yang menimpa fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) di Gresik, Jawa Timur.

Direktur Utama Freeport Indonesia, Tony Wenas mengungkapkan imbas dari kebakaran tersebut, perusahaan membutuhkan waktu untuk memperbaiki smelternya. Sehingga pihaknya membutuhkan fleksibilitas untuk bisa mengekspor konsentrat sampai smelter beroperasi kembali.

"Kalau yang tahun 2025-nya, ya karena kita kan smelternya terjadi kecelakaan kebakaran, sehingga memang harus berhenti dulu dan kita harus perbaiki dulu itu sehingga memang diperlukan fleksibilitas untuk bisa ekspor di tahun 2025 sampai dengan smelter itu beroperasi kembali," jelas Tony saat ditemui di sela acara Indonesia Mining Summit 2024, dikutip Kamis (5/11/2024).

Adapun, Tony juga mengungkapkan bahwa pihaknya juga mengajukan tambahan kuota ekspor konsentrat tembaga hingga akhir tahun 2024 ini. Sayangnya, Tony tidak menyebutkan secara detail berapa tambahan kuota ekspor konsentrat tembaga yang diajukan perusahaan hingga akhir tahun 2024.

Sejatinya, memang pemerintah Indonesia telah memberikan relaksasi ekspor konsentrat tembaga di RI hingga 31 Desember 2024 dari sebelumnya yang hanya diizinkan hingga 31 Mei 2024. PTFI sendiri, mengantongi izin ekspor konsentrat tembaga sebesar 840 ribu Wet Metric Ton (WMT) hingga akhir 2024 ini.

"Lagi kita diskusikan dengan pemerintah tambahan kuota, bukan relaksasi lah, kita mengajukan tambahan kuota ekspor untuk tahun ini," katanya.

Dia mengungkapkan pihaknya saat ini masih terus melakukan diskusi dengan pemerintah perihal kebijakan terbaik yang mungkin bisa diambil. "Belum tahu, lagi kita diskusikan terus dengan pemerintah," tandasnya.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Investasi Hilirisasi Tembaga Bisa Rp60 T, Nilai Tambahnya Cuma 3,5%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular