Siap-Siap! 1 Januari 2025, Pemerintah Luncurkan Biodiesel B40

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
04 December 2024 17:47
Laboratorium pengembangan B40 milik ESDM. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi B40. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil  Lahadalia memastikan program pencampuran bahan bakar nabati (BBN) khususnya biodiesel sebesar 40% (B40) pada bahan bakar minyak (BBM) jenis solar di Indonesia akan berjalan mulai 1 Januari 2025 mendatang. Bahlil menyebutkan hal tersebut dinilai sebagai upaya pemerintah untuk mengurangi jumlah impor BBM jenis solar di dalam negeri.

"Salah satu blending kita adalah terkait dengan biodiesel. Kita hari ini di B40 di 1 Januari (2024), kita akan mulai dorong untuk mandatory," katanya dalam acara Indonesia Mining Summit 2024, di Hotel Mulia Jakarta, Rabu (4/12/2024).



Dia bahkan mengatakan, lebih lanjut lagi, pemerintah juga akan mendorong pencampuran biodiesel hingga 50% (B50) pada solar di Indonesia pada tahun 2026 mendatang. Hal itu dinilai nantinya bisa membuat Indonesia berhenti mengimpor solar.

"Di 2026 kita akan dorong B50. Kalau B50, maka kita tidak akan lagi impor solar," imbuhnya.

Lebih masif lagi, Bahlil mengatakan pemanfaatan biodiesel di Indonesia ke depannya akan didorong hingga 100% (B100). Ditambah, tidak hanya berfokus pada pemanfaatan BBN untuk solar, namun, ke depannya pemerintah juga akan mendorong pemanfaatan BBN dalam bentuk bioetanol untuk dicampurkan pula ke BBM jenis bensin.

"Arahan Pak Presiden, Pak Prabowo, begitu lifting kita belum mencapai untuk memenuhi konsumsi dalam negeri, mau tidak mau kita harus dorong kepada B100, baik solar maupun bensin," tegasnya.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKE) Kementerian ESDM Eniya Listiani Dewi pernah membeberkan, selain meminta percepatan penyelesaian Rancangan Undang-Undang Energi Baru dan Energi Terbarukan (RUU EB-ET), Bahlil juga meminta agar pengembangan bioenergi dapat menjadi prioritas.

Eniya mengatakan program mandatori biodiesel yang saat ini baru 35% (B35) ditargetkan dapat digenjot tidak hanya sebatas pada B50, tapi bahkan hingga B60.

"Bioenergi akan menjadi prioritas juga, kita lagi mempersiapkan B40 untuk mandatory ya. Mandatory nanti saya keluarkan Insya Allah ini sudah settle di 1 Januari 2025," kata Eniya usai Rapim di Gedung Kementerian ESDM, beberapa waktu lalu.

Menurut Eniya, untuk menuju ke B40 setidaknya terdapat beberapa persiapan yang harus dilakukan oleh industri. Mulai dari mempersiapkan pelabuhannya, pengirimannya, dan logistik.

"Industri harus mempersiapkan ini, investasi akan butuh modal juga. Nah ini kita kasih waktu untuk persiapan sampai dengan Desember," katanya.

Seperti diketahui, setelah sukses menjalankan program B30 yakni campuran antara 30% fatty acid methyl ester (FAME) dan 70% BBM jenis Solar, pemerintah juga telah merilis program B35 sejak 1 Februari 2023 dengan alokasi mencapai 13,15 juta Kilo Liter (KL) per tahun.


(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bahlil Pimpin Rapat Perdana di Kantor Kementerian ESDM

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular