Bukan Ukraina, Rusia Menggila di Negara Ini Tewaskan 20 Anak-anak

Tommy Sorongan, CNBC Indonesia
02 December 2024 18:55
Anggota White Helmets bekerja di lokasi yang menurut organisasi tersebut merupakan serangan, di Idlib, Suriah, dirilis pada tanggal 1 Desember 2024, dalam gambar diam yang diambil dari video selebaran. (The White Helmets/Handout via REUTERS)
Foto: Anggota White Helmets bekerja di lokasi yang menurut organisasi tersebut merupakan serangan, di Idlib, Suriah, dirilis pada tanggal 1 Desember 2024, dalam gambar diam yang diambil dari video selebaran. (via REUTERS/The White Helmets)

Jakarta, CNBC Indonesia - Militer Rusia dan Suriah dilaporkan telah melakukan serangan di wilayah pemberontak Suriah di Barat Laut negara itu, Minggu (1/12/2024). Insiden ini menewaskan setidaknya 25 orang.

Dalam sebuah laporan layanan penyelamatan yang dikelola oposisi Suriah, White Helmets, serangan menyerang kota Idlib yang dikuasai pemberontak di Suriah Utara. Hal ini sesuai dengan kemauan Presiden Bashar al-Assad untuk menghancurkan para pemberontak, yang sebelumnya merebut kota Aleppo.

"Penduduk mengatakan satu serangan menghantam daerah pemukiman padat di pusat Idlib, kota terbesar di daerah kantong pemberontak di dekat perbatasan Turki, tempat sekitar empat juta orang tinggal di tenda dan tempat tinggal sementara. Setidaknya tujuh orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka," kata White Helmet dikutip Reuters.

Militer Suriah dan sekutunya Rusia mengatakan mereka menargetkan tempat persembunyian kelompok pemberontak dan membantah menyerang warga sipil. Meski begitu, White Helmet menyebut ada anak-anak yang tewas dalam serangan keduanya.

"Sepuluh anak termasuk di antara korban tewas dalam serangan udara di dan sekitar Idlib dan target lain di wilayah yang dikuasai pemberontak dekat Aleppo pada hari Minggu,":menurut White Helmets.

"Jumlah korban tewas total dari serangan Suriah dan Rusia sejak 27 November telah meningkat menjadi 56, termasuk 20 anak-anak," kelompok itu menambahkan dalam sebuah pernyataan di X.

Para pemberontak adalah koalisi kelompok bersenjata sekuler arus utama yang didukung Turki bersama dengan Hayat Tahrir al-Sham, sebuah kelompok Islam yang telah ditetapkan sebagai kelompok teroris oleh Amerika Serikat (AS), Rusia, Turki, dan negara-negara lain.

Dalam sebuah pernyataan bersama, AS, Prancis, Jerman, dan Inggris mendesak "de-eskalasi oleh semua pihak dan perlindungan warga sipil dan infrastruktur untuk mencegah pengungsian lebih lanjut dan gangguan akses kemanusiaan".

Para pemberontak menguasai seluruh provinsi Idlib dalam beberapa hari terakhir. Hal ini kemudian mendorong Damaskus, yang dipimpin Assad dan didukung oleh Moskow, untuk mengambil tindakan keras dalam mengalahkan pemberontak.

"Teroris hanya tahu bahasa kekerasan dan dengan bahasa itulah kami akan menghancurkan mereka," kata Assad dalam pernyataan yang dipublikasikan di media pemerintah.


(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Suriah Memanas! Pasukan Pemerintah Serang Oposisi, 12 Tewas

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular