Internasional

Ini Pekerja Paling Frustasi di Eropa: Jam Kerja Panjang-Deadline Ketat

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
25 November 2024 20:50
Ilustrasi (Photo by Milada Vigerova on Unsplash)
Foto: Ilustrasi (Photo by Milada Vigerova on Unsplash)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sebuah laporan Commission for Healthier Working Lives yang dirilis Senin (25/11/2024) menunjukkan pekerja paling frustasi di Eropa. Mereka mempertimbangkan beberapa aspek seperti jam kerja dan kebebasan para karyawan.

Dalam laporan tersebut, pekerja paling frustasi di Eropa tersebut adalah Inggris. Hal ini dikarenakan jam kerja yang panjang, tenggat waktu yang ketat, dan otonomi yang terbatas, tanpa menjadi lebih produktif.

"Area masalah yang harus diprioritaskan sekarang adalah jam kerja yang panjang, intensitas kerja, dan kurangnya kontrol atau otonomi kerja," tulis salah satu penulis laporan, Jonny Gifford, peneliti utama di Institut Studi Ketenagakerjaan.

"Tiga perlima dari tenaga kerja melaporkan tenggat waktu yang ketat dan dua perlima harus bekerja dengan kecepatan tinggi, di antara proporsi terbesar di Eropa, sementara hanya sepertiga yang dapat memilih kecepatan kerja mereka," tambah laporan yang dibuat oleh lembaga di bawah Yayasan Kesehatan Inggris.

Laporan ini dirilis saat Konfederasi Industri Inggris memperingatkan bahwa aturan ketenagakerjaan yang lebih ketat berisiko memperburuk masalah ketenagakerjaan, yang telah mengalami kenaikan tajam pajak jaminan sosial dan upah minimum.

Laporan Commission for Healthier Working Lives ini juga menggarisbawahi bahwa kondisi bervariasi antar sektor dan umumnya kondisi buruk dialami di sektor konstruksi, transportasi, pergudangan, ritel, dan perhotelan. Di antara peran profesional, perawat dan guru melaporkan tekanan tertentu.

Sebagian besar data berasal dari survei Uni Eropa tahun 2021 tentang kondisi kerja. Warga Inggris sebenarnya telah melaporkan hubungan di atas rata-rata dengan kolega dan manajer, tetapi justru bernasib lebih buruk.

"Pada hampir setiap ukuran, Inggris berada di antara yang terburuk di Eropa untuk tuntutan tempat kerja, kontrol di tempat kerja, dan tekanan pekerjaan," tutur laporan itu lagi, seraya menambahkan bahwa sekitar setengah dari warga Inggris mengatakan mereka kelelahan karena pekerjaan.

"Stres di tempat kerja telah meningkat selama 25 tahun terakhir, laporan itu menambahkan. Mengingat produktivitas tenaga kerja Inggris yang lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara lain seperti Prancis dan Jerman, kondisi ini tampaknya tidak dapat dibenarkan atas dasar kinerja," simpulnya.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]

Tags
Recommendation
Most Popular