
RI Bisa Jadi Pemain Aluminium Terbesar Dunia, Begini Caranya

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia digadang-gadang bakal menjadi pemain utama di industri aluminium global dalam beberapa tahun mendatang. Hal tersebut menyusul upaya Holding BUMN pertambangan MIND ID yang bakal menggenjot peningkatan produksi aluminium di dalam negeri.
Direktur Portofolio dan Pengembangan Usaha MIND ID, Dilo Seno Widagdo menilai bahwa peningkatan produksi aluminium dilakukan guna memenuhi kebutuhan pasar baik global maupun domestik. Karena itu, pihaknya berencana meningkatkan kapasitas produksi di beberapa unit fasilitas dan pengolahan (smelter) yang dimiliki.
Misalnya untuk smelter aluminium Inalum yang berada di Kuala Tanjung, Sumatera Utara yang saat ini memiliki kapasitas produksi 275 ribu ton per tahun.
"Ada yang di Kuala Tanjung, yang sekarang di Sumatera Utara, si aluminium smelternya si Inalum sekarang ada. Dengan kapasitas 275 ribu ini mungkin juga akan kita tingkatkan," kata Dilo dalam acara Mining Zone CNBC Indonesia, Kamis (21/11/2024).
Guna memenuhi kebutuhan alumina yang merupakan bahan utama pembuatan aluminium, pihaknya akan menggenjot kapasitas produksi smelter Alumina di Mempawah, Kalimantan Barat. Terlebih, smelter ini dekat dengan sumber bauksit, bahan baku untuk alumina.
"Bahkan mungkin kalau memang masih dibutuhkan kebutuhan alumina yang cukup besar, kita akan bangun lagi another 1 juta sehingga secara growth di MIND ID mungkin kita punya kapasitas alumina itu bisa sampai 2 juta sampai 3 juta," katanya.
Lebih lanjut, Dilo membeberkan bahwa investasi yang dibutuhkan untuk meningkatkan kapasitas produksi alumina cukup besar. Setidaknya, perusahaan membutuhkan dana hingga US$ 1 miliar untuk pengembangan smelter alumina berkapasitas 1 juta ton.
"Jadi kalau kita mau nambah 2 juta itu sekitar 2 miliar dolar. Aluminium smelter itu kira-kira harganya itu sekitar 2.500 dolar per ton. Jadi kalau kita mau bangun 1 juta ya hampir 2,5 miliar dolar gitu," ujarnya.
(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Produksi Aluminium Ditarget Naik Jadi 1 Juta Ton hingga 2029