10 Juta 'Orang Kaya' Dapat Subsidi Listrik, Wamen ESDM Buka Suara

M Rosseno Aji Nugroho, CNBC Indonesia
14 November 2024 13:30
Yuliot (Deputi Bidang Pengembangan Iklim Penanaman Modal BKPM) sebagai Wakil Menteri Investasi/ Wakil Kepala BKPM saat Pelantikan berlangsung di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (18/7/2024). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Yuliot Tanjung, Wakil Menteri ESDM. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia-Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung buka suara mengenai temuan subsidi listrik Rp 1,2 triliun salah sasaran. Dia mengatakan akan mengkaji temuan tersebut.

"Kami lagi melihat data-data yang tidak tepat sasaran tadi," kata Yuliot di kantor Pusat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Jakarta Timur, Kamis, (14/11/2024).

Dia mengatakan akan berkoordinasi dengan berbagai pihak, di antaranya dengan PLN. Yuliot ingin tahu lebih detail mengenai apa yang dimaksud dengan subsidi salah sasaran ini.

"Ini kita koordinasi dengan teman-teman yang ada di Ketenagalistrikan, di PLN, kira-kira yang tidak tepat sasaran tuh yang kayak bagaimana," kata dia.

Dia mengatakan ingin mengetahui lebih lanjut mengenai penyebab adanya subsidi yang salah sasaran ini. Sebab, kata dia, klasifikasi masyarakat yang dianggap berhak menerima subsidi tak bisa hanya dilihat dari rumah yang dimilikinya.

"Jadi kadang-kadang tuh kan kita melihat yang tidak tepat sasaran itu bukan dari bangunan fisiknya, tapi itu juga dari kondisi ekonomi yang ada di masyarakat bersangkutan," kata dia.

Untuk mendapatkan data yang lebih mendalam, Yuliot mengatakan juga akan menggandeng Badan Pusat Statistik (BPS). "Jadi ya kita juga akan lakukan kerjasama juga dengan BPS untuk melihat data yang tidak tepat sasaran," kata dia.

Sebelumnya, Strategi Nasional Pencegahan Korupsi (Stranas PK) menemukan dugaan subsidi listrik salah sasaran kepada 10,6 juta pelanggan. Pemberian subsidi ini dianggap salah sasaran karena diberikan kepada masyarakat yang tidak miskin. Karena kejadian ini, Stranas PK memperkirakan negara berpotensi merugi Rp 1,2 triliun.


(rsa/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Daftar Tarif Listrik per kWh Berlaku di Juli 2024, Cek!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular