Bayangan Sri Mulyani Soal Nasib Dunia Saat Trump Jabat Presiden AS

M Rosseno Aji Nugroho, CNBC Indonesia
13 November 2024 11:35
Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati dalam rapat kerja dengan Badan Anggaran DPR RI. (Tangkapan Layar Youtube TVR Parlemen)
Foto: Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati dalam rapat kerja dengan Badan Anggaran DPR RI. (Tangkapan Layar Youtube TVR Parlemen)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan bocoran arah kebijakan fiskal Presiden Donald Trump yang akan resmi naik takhta pada Januari 2025 mendatang.

Ia mengatakan, dari sisi fiskal, Trump berpotensi masih menganut paham kebijakan ekspansif. Hal ini pun diamini para pelaku pasar keuangan yang tercermin dari mulai terus naiknya imbal hasil obligasi US Treasury 10 Tahun.

Yield UST Tenor 10 tahun per 5 November 2024 sendiri telah bergerak di kisaran yang tinggi, yakni mencapai 4,4%. Diikuti dengan terus menguatnya indeks dollar AS terhadap mata uang utama atau DXY.

"US Treasury yield 10 tahun naik karena memproyeksikan APBN di AS mungkin relatif masih ekspansif," kata Sri Mulyani saat rapat kerja dengan Komisi XI DPR, Jakarta, Rabu (13/11/2024)

Meski begitu, Sri Mulyani menekankan, Trump sebetulnya juga memiliki ambisi untuk terus memotong anggaran belanja pemerintahannya senilai US$ 1 triliun dalam kurun waktu 10 tahun ke depan.

Hal ini berpeluang untuk meredam sentimen negatif dari rencana ekspansi fiskal pemerintahan Donald Trump ke depan. "Mereka punya ambisi potong belanja hingga US$ 1 triliun dalam waktu 10 tahun. Berarti US$ 100 miliar per tahun," tutur Sri Mulyani.

Meski ada kemungkinan itu, Sri Mulyani menekankan, ekspansi belanja pemerintahan Trump ke depan masih menjadi potensi terbesar kebijakannya yang akan ditempuh. Apalagi, ada kecenderungan kebijakan Trump untuk menurunkan pajak korporasi di bawah kepemimpinannya.

Hal ini tentu akan terus membuat potensi tekanan rambatan terhadap nilai tukar negara-negara berkembang dan seretnya aliran modal ke negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, karena investor lebih memilih untuk menempatkan dananya di AS.


(arj/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Trump Jadi Presiden AS, Sri Mulyani Ramal 'Dunia Tak Lagi Hijau'

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular