Internasional

Menular ke AS, Aksi Wanita Korsel Ramai-Ramai Tolak Menikah-Punya Anak

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
12 November 2024 21:10
Refleksi Mahkamah Agung AS pada kacamata Hannah Fuller (25) selama protes setelah bocornya draf pendapat mayoritas yang ditulis oleh Hakim Samuel Alito mempersiapkan mayoritas pengadilan untuk membatalkan keputusan hak aborsi penting Roe v. Wade nanti tahun ini, di Washington,  AS, Selasa (3/5/2022).  (REUTERS/Evelyn Hockstein)
Foto: Refleksi Mahkamah Agung AS pada kacamata Hannah Fuller (25) selama protes setelah bocornya draf pendapat mayoritas yang ditulis oleh Hakim Samuel Alito mempersiapkan mayoritas pengadilan untuk membatalkan keputusan hak aborsi penting Roe v. Wade nanti tahun ini, di Washington, AS, Selasa (3/5/2022). (REUTERS/Evelyn Hockstein)

Jakarta, CNBC Indonesia - Gerakan 4B ramai menarik perhatian wanita Amerika Serikat (AS). Ternyata gerakan ini berasal dari Korea Selatan.

Gencarnya permintaan untuk melakukan 4B karena segudang masalah yang dilakukan Trump. Misalnya menghadapi tuduhan pelecehan seksual tahun lalu hingga menghadapi persidangan perdata. Trump juga melarang aborsi. Dan mendukung hak negara bagian memilih melarang atau membatasi akses aborsi, dikutip dari Korea Herald, Selasa (12/11/2024).

Banyak wanita AS yang mempertimbangkan mengikuti gerakan tersebut. Mereka juga menyuarakan keinginannya tersebut di platform media sosial X.

Gerakan itu juga banyak dicari di Google. Pencarian soal 4B mencapai titik tertinggi setelah pemilu AS. Minat gerakan juga melonjak mencapai 450%.

"Sangat positif dan menarik melihat perempuan Amerika belajar gerakan 4B dan perjuangan agresif perempuan Korea," jelas profesor sosiologi Universitas Hallym dan presiden Asosiasi Studi Wanita Korea, Shin Kyung ah.

Saat muncul tahun 2018 di Korea Selatan, 4B merupakan gerakan atau inisiatif sukarela bagi perempuan menolak berhubungan dengan lelaki. Yakni untuk menolak melahirkan, berkencan, dan berhubungan seks dengan laki-laki.

Kata 4B sendiri berarti bihon atau tidak menikah, bichulsan (tidak melahirkan), biyeonae (tidak berkencan) dan bisekseu (tidak berhubungan seks).

Ketidaksetaraan gender menjadi isu di Korea Selatan. Misalnya hanya 68% perempuan 30 tahun bekerja dibandingkan 88,9% pria pada tahun 2023.

Begitu pula dari segi upah. Laporan OECD tahun 2022, upah perempuan rata-rata 31,2% lebih rendah dari laki-laki.

Gerakan 4B juga muncul karena adanya kekerasan gender. Termasuk pembunuhan seorang perempuan dekat Stasiun Gangnam tahun 2016, pelaku mengaku membunuh karena kebencian pada perempuan.

Presiden Yoon Suk Yeol juga berada di pusaran masalah ini. Karena dia mengusulkan rencana penghapusan Kementerian Kesetaraan Gender dan Keluarga dan menyalahkan feminisme pada rendahnya kelahiran negara itu.


(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kenapa Perempuan Sulit Sekali Jadi Presiden Amerika?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular