Zulhas Akui Penyaluran Pupuk Rumit, Salah Langkah Auto Masuk Penjara

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
Senin, 11/11/2024 17:30 WIB
Foto: Menko Pangan Zulkifli Hasan blusukan ke Subang, nyebur ke sawah buat panen raya. (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) mengungkapkan, proses distribusi pupuk di Indonesia tergolong rumit, padahal pupuk sangat diperlukan oleh petani untuk berproduksi.

"Saya sudah dua kali rapat dengan pupuk dan turun ke lapangan. Produksi itu naik kalau pupuk ada. Tapi pupuk ada, produktivitas belum tentu naik karena rantai distribusinya panjang sekali," kata Zulhas di Graha Mandir, Senin (11/11/2024).

Rantai distribusi tersebut melibatkan banyak pihak dengan regulasi yang juga berbelit, bahkan tidak jarang tumpang tindih. Karenanya ketika pemerintah memberikan subsidi pupuk hingga puluhan triliun maka rantai pasoknya sangat panjang bahkan berpotensi membuat satu pihak terjebur ke dalam penjara.


"Pupuk itu ada acuan dari pemerintah daerah, SK bupati, gubernur, Kemendag, Kementan, harus dari kementerian Keuangan, rumit betul, salah kebijakan masuk penjara. Di Indonesia itu dagang minyak, pupuk masuk penjara karena panjang rantainya. Bolanya mengalir. Bikin aturan tambah rumit, situasinya seperti itu," kata Zulhas.

Selain pupuk, program lain pun memerlukan birokrasi yang rumit, misalnya food estate yang sudah ada sejak beberapa tahun silam.

"Lahan terkait dengan ATR (Kementerian Agraria dan Tata Ruang) dan kehutanan. Buka food estate di Merauke kita harus ada izin lingkungan, kalau enggak ada kita habis. Lahan ada di pemda, padahal pemda nanam padi itu engga jadi wajib. Pemda mengatur infrastruktur, pertanian kecuali harga pangan di pasar," sebut Zulhas.


(dce)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Zulhas Sebut 37.000 Kopdes Merah Putih Sudah Dapat Legalitas