
Sri Mulyani: Trump Jadi Presiden Dolar AS Menguat, Rupiah Tertekan

Jakarta, CNBC Indonesia - Terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat tampaknya tidak menjadi kabar baik buat Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
Ia mengatakan, peristiwa itu menghambat sentimen positif terhadap stabilitas eksternal Indonesia, yakni terhambatnya penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di tengah sentimen positif penurunan suku bunga acuan Fed Fund Rate, serta terjadinya aliran modal asing yang keluar setelah Trump terpilih.
"Dari pasar keuangan ada perkembangan tapi kita lihat pergerakan dengan terpilihnya Trump memberikan sentimen yang cukup kuat pada minggu ini," kata Sri Mulyani saat konferensi pers di kantornya, Jakarta, Jumat (8/11/2024).
Dari sisi kurs rupiah, ia mengatakan, sebetulnya sempat mengalami penguatan beberapa saat terakhir, namun karena berita Trump terpilih sebagai Presiden AS, kini malah mengalami depresiasi.
"Dan sekarang dengan terpilihnya Trump dolar indeks menguat, sehingga rupiah kita dalam minggu ini cenderung tertekan," ungkap Sri Mulyani.
"Tapi overall kita mengalami koreksi 2,68%. Dibandingkan yang lain baik G20 dan G7 kita masih lebih baik. Dibandingkan Kanada depresiasinya 4,46%, Filipina 5,69%, dan Korea Selatan 6,79%," ucap Sri Mulyani.
Sementara itu,d ari sisi aliran modal asing yang keluar ia katakan terjadi sebesar US$ 4,12 triliun di pasar SBN. Padahal, pada Oktober 2024 ia anggap terjadi aliran modal masuk atau inflow sebesar US$ 14,98 triliun.
Kondisi ini yang menurutnya juga menyebabkan imbal hasil atau yield dari SBN Indonesia meningkat sedikit ke level 6,76% setelah sebelumnya pada Oktober trennya menurun. Membuat selisih atau spread dengan yield US Treasury merendah.
"Walaupun Fed Fund Rate turun tapi counter sentimen politik di Amerika terutama terplihnya Trump dan outlook federal budget berikan dampak berbeda ke US Treasury," tegasnya.
(arj/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sri Mulyani Wanti-Wanti Risiko Perang Dagang Jilid II Trump