
Fakta-Fakta Banjir Bandang Spanyol, Korban Jiwa Tembus 200 Orang

Jakarta, CNBC Indonesia - Lima hari setelah banjir hebat melanda Spanyol timur dan menewaskan lebih dari 214 orang, kemarahan terhadap respons pemerintah makin meningkat.
Perdana Menteri Pedro Sanchez berjanji untuk memperbaiki upaya pemulihan dengan menambahkan 10.000 tentara dan petugas polisi ke wilayah terdampak. Sementara itu, pihak berwenang di Valencia mengatakan Minggu (3/11/2024) bahwa peluang menemukan korban selamat makin kecil, terutama karena banyak korban yang mungkin masih terjebak di garasi bawah tanah.
Laporan dari Al Jazeera menyebutkan bahwa warga yang marah melempari lumpur kepada Raja Felipe VI, Ratu Letizia, dan Perdana Menteri Pedro Sanchez saat mereka berkunjung ke kota Paiporta, salah satu daerah yang paling terdampak.
Warga Paiporta, di mana lebih dari 60 orang tewas, menuntut penjelasan atas kondisi bencana yang parah ini. Polisi, bahkan yang berkuda, harus menghalau massa yang frustrasi, banyak dari mereka memegang sekop dan melemparkan lumpur ke arah rombongan pejabat tersebut.
Berikut fakta-fakta terkait banjir bandang Spanyol:
Respons Pemerintah
Respons terhadap krisis ini dikelola oleh otoritas regional Valencia dengan skala tingkat dua dari tiga. Presiden Valencia, Carlos Mazon, telah meminta bantuan pemerintah pusat untuk menambah jumlah petugas penyelamat.
Perdana Menteri Sanchez segera menanggapi dengan mengerahkan tambahan 5.000 tentara dan 5.000 polisi nasional untuk membantu membersihkan puing-puing dan memberikan bantuan pangan serta air di wilayah terdampak.
Saat ini, terdapat lebih dari 2.000 personel Unit Darurat Militer, 2.500 anggota Garda Sipil, serta 1.800 polisi nasional yang terlibat dalam upaya evakuasi, dengan 4.500 orang berhasil diselamatkan sejauh ini.
Meski ada upaya tanggap darurat besar-besaran, keputusan Mazon tahun lalu untuk membubarkan Unit Darurat Valencia (UVE) menuai kritik karena unit tersebut dibuat oleh pendahulunya dari partai sayap kiri untuk menangani bencana seperti banjir dan kebakaran hutan.
Apa yang Terjadi?
Badai tersebut terkonsentrasi di cekungan sungai Magro dan Turia dan, di dasar sungai Poyo, menghasilkan dinding air yang meluap dari tepian sungai, sehingga membuat orang-orang tidak siap saat mereka melanjutkan kehidupan sehari-hari mereka pada Selasa malam dan Rabu dini hari.
Badan cuaca nasional Spanyol mengatakan di daerah Chiva yang dilanda badai, hujan turun lebih banyak dalam delapan jam dibandingkan dengan 20 bulan sebelumnya, dan menyebut banjir itu "luar biasa".
Ketika pihak berwenang mengirimkan peringatan ke telepon seluler tentang keseriusan banjir dan meminta orang-orang untuk tinggal di rumah, banyak yang sudah berada di jalan, bekerja, atau terendam air di daerah dataran rendah atau garasi bawah tanah, yang menjadi perangkap kematian.
Penyebab Banjir
Para ahli meteorologi menjelaskan bahwa banjir ini dipicu oleh sistem tekanan rendah yang disebut "DANA" (Depresión Aislada en Niveles Altos), yang membuat hujan ekstrem turun di wilayah sekitar Sungai Magro dan Turia.
Faktor lainnya adalah suhu Laut Mediterania yang luar biasa tinggi. Suhu permukaan terhangat yang pernah tercatat terjadi pada pertengahan Agustus, yaitu 28,47 derajat Celsius (83,25 derajat Fahrenheit), kata Carola Koenig dari Pusat Risiko dan Ketahanan Banjir di Universitas Brunel London.
Suhu yang tinggi meningkatkan kapasitas untuk menciptakan uap air, yang menghasilkan hujan yang lebih deras. Peristiwa cuaca ekstrem ini terjadi setelah Spanyol berjuang melawan kekeringan berkepanjangan pada tahun 2022 dan 2023.
Para ahli mengatakan bahwa siklus kekeringan dan banjir meningkat seiring dengan perubahan iklim.
Riwayat Banjir di Spanyol
Pantai Mediterania Spanyol terbiasa dengan badai musim gugur yang dapat menyebabkan banjir, tetapi episode ini merupakan peristiwa banjir bandang paling dahsyat yang pernah terjadi.
Orang-orang tua di Paiporta, di pusat tragedi tersebut, mengatakan banjir hari Selasa tiga kali lebih buruk daripada banjir tahun 1957, yang menyebabkan sedikitnya 81 orang meninggal.
Kejadian itu menyebabkan pengalihan aliran air Turia, yang berarti sebagian besar kota terhindar dari banjir ini.
Valencia mengalami dua DANA besar lainnya pada 1980-an, satu pada 1982 dengan sekitar 30 orang meninggal, dan lima tahun kemudian yang memecahkan rekor curah hujan.
Banjir bandang terbaru juga melampaui kehancuran akibat banjir yang menyapu sebuah perkemahan di sepanjang sungai Gallego di Biescas, di timur laut, yang menewaskan 87 orang, pada Agustus 1996.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Potret Banjir Dahsyat Gulung Spanyol, Korban Tewas Setidaknya 95 Orang
