INTERNASIONAL

Jerman Ngamuk dan Tutup Semua Konsulat Iran, Ada Apa?

luc, CNBC Indonesia
Jumat, 01/11/2024 06:30 WIB
Foto: Bendera Jerman di gedung Reichstag, kursi Bundestag Jerman, berkibar tertiup angin. Foto: Monika Skolimowska/dpa (dpa/picture alliance via Getty I/picture alliance)

Jakarta, CNBC Indonesia - Jerman mengumumkan penutupan semua konsulat Iran di negara tersebut sebagai bentuk protes terhadap eksekusi Jamshid Sharmahd, seorang warga negara ganda Iran-Jerman yang sebelumnya diculik oleh pihak keamanan Iran di Dubai pada 2020.

Sharmahd, berusia 69 tahun, menjalani hukuman mati pada Senin lalu atas tuduhan terorisme, yang menurut Iran termasuk merencanakan pengeboman masjid pada 2008 yang menewaskan 14 orang dan melukai lebih dari 200 orang.

Tuduhan ini dibantah oleh Jerman, Amerika Serikat, dan organisasi HAM internasional yang menyebut persidangannya sebagai sandiwara.


Dilansir Newsweek, Jumat (1/11/2024), sebagai bagian dari respons Jerman, Menteri Luar Negeri Annalena Baerbock mengumumkan penutupan konsulat Iran di Frankfurt, Hamburg, dan Munich, sehingga diplomasi Iran di Jerman hanya terbatas pada kedutaan besar di Berlin.

Baerbock juga memanggil wakil duta besar Iran untuk menyampaikan protes resmi, sementara Duta Besar Jerman untuk Iran, Markus Potzel, telah dipanggil pulang untuk konsultasi lebih lanjut.

Iran menuduh Sharmahd mengungkapkan "informasi rahasia" terkait lokasi rudal milik Pasukan Pengawal Revolusi selama siaran televisi pada 2017. Dalam pernyataan atas eksekusinya, otoritas kehakiman Iran menyebutkan bahwa hukuman tersebut merupakan "janji ilahi bagi pendukung terorisme."

Respons Iran

Menanggapi keputusan Jerman, Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi mengecam keras langkah tersebut melalui unggahan di media sosial X dengan menyatakan bahwa "Tidak ada teroris yang bebas dari hukuman di Iran, bahkan jika didukung oleh Jerman."

Araghchi menegaskan bahwa Sharmahd memimpin serangan teroris yang menargetkan masjid dan menyebabkan banyak korban jiwa.

"Paspor Jerman tidak memberikan kekebalan hukum kepada siapapun, apalagi kepada seorang teroris," tegasnya.

Araghchi juga menyindir Jerman terkait dukungan negara tersebut pada rezim Saddam Hussein dalam penggunaan senjata kimia selama perang Iran-Irak.

"Berhenti mendukung pembunuh anak-anak dan teroris dan jangan sembunyi di balik slogan hak asasi manusia yang munafik," tambahnya.

Eksekusi Sharmahd juga telah memicu reaksi keras dari Uni Eropa. Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell menyatakan bahwa eksekusi terhadap warga Eropa tersebut telah merusak hubungan antara Iran dan Uni Eropa.

Adapun ketegangan ini merupakan bagian dari peningkatan represi yang dilakukan Iran terhadap kelompok oposisi dan warga negara asing setelah terhentinya kesepakatan nuklir 2015 dengan negara-negara besar, termasuk Jerman.


(luc/luc)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Bisa Merugikan Eropa, Kesepakatan Dagang UE-AS Tuai Pro Kontra