Internasional

7 Update Arab Membara: Hizbullah Serbu Haifa-Pasukan Israel Bunuh Diri

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
31 October 2024 05:30
Asap mengepul di atas kota pelabuhan Tyre yang terdaftar di UNESCO setelah serangan Israel menyusul perintah evakuasi militer Israel, di tengah permusuhan yang sedang berlangsung antara Hizbullah dan pasukan Israel, Lebanon selatan 28 Oktober 2024. (REUTERS/Stringer)
Foto: Asap mengepul di atas kota pelabuhan Tyre yang terdaftar di UNESCO setelah serangan Israel menyusul perintah evakuasi militer Israel, di tengah permusuhan yang sedang berlangsung antara Hizbullah dan pasukan Israel, Lebanon selatan 28 Oktober 2024. (REUTERS/Stringer)
Daftar Isi

Jakarta, CNBC Indonesia - Serangan pasukan Israel di Gaza belum juga usai. Pemerintah Kota Beit Lahiya di Gaza utara menyatakan kota itu sebagai daerah 'bencana' di tengah pemboman dan pengepungan pasukan Zionis yang tiada henti selama berminggu-minggu.

Pasukan Israel pada Selasa juga menewaskan lebih dari 110 warga Palestina di Beit Lahiya. Amerika Serikat (AS) menyebutnya sebagai sebuah serangan yang "mengerikan". Sementara seorang pejabat senior UNRWA menggambarkan kejadian di Gaza utara sebagai "bencana".

Berikut update terkait situasi di wilayah Timur Tengah saat ini, sebagaimana dihimpun dari berbagai sumber oleh CNBC Indonesia, Kamis (31/10/2024).

Israel Ancam Warga Baalbek di Lebanon

Tentara Israel telah mengeluarkan perintah pemindahan paksa bagi warga kota Baalbek di Lebanon timur dan kota Ain Bourday serta Douris.

"Militer akan bertindak tegas terhadap kepentingan Hizbullah di dalam kota dan desa Anda dan tidak bermaksud untuk menyakiti Anda," demikian bunyi pernyataan militer Israel yang diunggah di X, yang memperlihatkan peta dengan area yang harus dievakuasi.

"Demi keselamatan Anda, Anda harus segera mengungsi dari rumah Anda," katanya, yang menunjukkan dua jalan utama yang akan digunakan, seperti dikutip Al Jazeera.

Warga Baalbek kemudian dilaporkan bergegas keluar dari rumah mereka setelah tentara Israel memerintahkan evakuasi kota utama di timur Lebanon dan daerah pinggirannya untuk pertama kalinya dalam lebih dari sebulan perang.

Laporan AFP menyebut kalan-jalan utama keluar kota macet dengan kendaraan karena warga sipil melarikan diri dalam kepanikan. Kendaraan pertahanan sipil melaju di sekitar kota, mendesak semua orang untuk segera pergi melalui pengeras suara.

"Kota ini hampir kosong," demikian laporan media tersebut, sekitar satu jam setelah peringatan evakuasi dari Israel.

Respons Iran atas Serangan Israel

Menteri Pertahanan Iran, Brigadir Jenderal Aziz Nasirzadeh, mengatakan Israel mencoba menyerang kemampuan ofensif dan defensif Iran pada Sabtu, tetapi "tidak terlalu berhasil".

"Alasannya adalah bahwa di area yang coba dirusaknya, kami telah mengadopsi langkah-langkah pertahanan yang diperlukan dan telah diberi tahu," kata Nasirzadeh kepada wartawan setelah rapat kabinet di Teheran.

"Di sisi lain, bahkan jika ada yang rusak, pengetahuan tentang hal itu bersifat lokal. Kami bahkan mengganti salah satu sistem pertahanan pada hari berikutnya."

Ketika ditanya tentang klaim bahwa semua sistem pertahanan rudal S-300 buatan Rusia milik Iran hancur selama serangan Israel, Nasirzadeh hanya menegaskan kembali bahwa "pengetahuan tentang hal itu bersifat lokal, jadi kami tidak memiliki masalah dalam memproduksi sistem pertahanan."

Hizbullah Serang Pangkalan Israel di Haifa

Hizbullah mengatakan telah meluncurkan pesawat nirawak ke pangkalan Israel di kota pelabuhan Haifa di utara negara itu.

"(Hizbullah) meluncurkan serangan udara pada pukul 7:45 pagi waktu setempat ... dengan satu skuadron pesawat nirawak serang ke pangkalan di Haifa selatan," kata kelompok itu dalam sebuah pernyataan.

Namun hingga berita ini muncul, pihak Israel belum bereaksi terhadap serangan tersebut.

Kemlu Palestina: Israel Pelanggar Berat Piagam PBB

Kementerian Luar Negeri Palestina mengecam apa yang disebutnya sebagai "kampanye kekerasan berkelanjutan" terhadap PBB dan personelnya, termasuk pelapor khusus hak asasi manusia di wilayah pendudukan, yang dilakukan Israel.

"Kampanye Israel selama 76 tahun untuk membubarkan Perserikatan Bangsa-Bangsa, melemahkan janjinya, dan mendelegitimasi tujuannya, ditujukan untuk menghancurkan segala hambatan dalam rencananya untuk memusnahkan rakyat Palestina, untuk menggusur dan menggantikan mereka secara paksa, dan untuk melaksanakan rencana supremasi dan kolonialnya," kata Kemlu Palestina.

Kementerian tersebut menambahkan bahwa Israel adalah "pelanggar berat Piagam PBB dan tidak termasuk dalam komunitas bangsa-bangsa" karena terus berusaha mengalihkan perhatian masyarakat global dari genosida di Jalur Gaza.

Ambulans Diblokir Masuk ke Wilayah Utara Gaza

Raed al-Nems, juru bicara Bulan Sabit Merah Palestina di Gaza, mengatakan situasi di wilayah utara Jalur Gaza "bencana" karena ambulans tidak diizinkan menjangkau mereka yang terluka.

"Prioritasnya adalah menghentikan agresi di Gaza Utara dan mengizinkan tim ambulans masuk," kata al-Nems, menambahkan bahwa jumlah korban tewas meningkat karena ketidakmampuan membantu yang terluka.

Ia mengatakan tentara Israel mencegah bantuan mencapai wilayah tersebut selama 25 hari berturut-turut. Ia juga menambahkan bahwa militer sengaja membakar tempat penampungan pengungsi di daerah tersebut.

Tentara Israel telah mengepung Gaza utara sejak awal Oktober, mengebom daerah tersebut dengan intensitas baru dan memperburuk krisis kemanusiaan yang sudah mengerikan.

Oxfam mengatakan tidak dapat menjangkau orang-orang di wilayah utara karena kampanye pengeboman Israel yang sedang berlangsung, menuduh tentara menggunakan kelaparan sebagai senjata dalam serangan militernya terhadap warga Palestina.

Kementerian Kesehatan di Gaza menyebut serangan Israel terhadap kota Jabalia, Beit Hanoon, dan Beit Lahiya di Gaza utara telah menewaskan sekitar 800 orang selama pengepungan yang sedang berlangsung. Dalam waktu kurang dari seminggu antara 24 dan 29 Oktober, PBB mencatat tujuh "insiden korban massal".

Perundingan Gencatan Senjata Israel-Lebanon

Sejumlah indikator menunjukkan adanya tanda-tanda kemungkinan terobosan dalam perundingan gencatan senjata antara Israel dan Lebanon. Hal ini disampaikan Ibrahim Fraihat, profesor madya resolusi konflik internasional di Institut Studi Pascasarjana Doha.

Indikator pertama adalah bahwa "Israel kehilangan tentara setiap hari, dalam jumlah yang jauh lebih tinggi dari yang dapat ditanggung Israel - ini adalah tekanan nyata bagi Israel," kata Fraihat kepada Al Jazeera.

Fraihat menambahkan bahwa Perdana Menteri Benyamin Netanyahu tidak akan berhenti kecuali ada tekanan serius. "Tidak ada batas di mana [dan] seberapa jauh dia bisa melangkah."

Indikator kedua, katanya, adalah bahwa Iran, pendukung utama Hizbullah di kawasan itu, telah menunjukkan minat untuk meredakan ketegangan di Lebanon dan memberikan sejumlah tekanan pada kelompok Lebanon tersebut.

"Dan ada juga posisi Lebanon - pemerintah Lebanon dan semua faksi politik tertarik pada deeskalasi," katanya.

Stres Perang, Pasukan Israel Bunuh Diri

Agresi Israel ke wilayah Gaza, Palestina, justru menimbulkan masalah baru bagi anggota militer Israel. Banyak laporan yang mengungkapkan bahwa prajurit Negeri Zionis terkena gangguan mental pasca trauma atau PTSD pasca kembali dari medan perang.

Media Walla pada Januari 2024 melaporkan bahwa 1.600 tentara Israel (IDF) telah menunjukkan gejala PTSD terkait pertempuran sejak dimulainya perang. Dari jumlah tersebut, 76% kembali bertugas setelah menerima perawatan dari petugas kesehatan mental yang ditugaskan di unit mereka di dekat zona pertempuran.

Beberapa dari mereka bahkan dilaporkan bunuh diri. Salah satunya adalah Eliran Mizrahi.

Mengutip CNN International, pria empat anak berusia 40 tahun itu berjuang melawan PTSD selama enam bulan setelah kepulangannya. Kini, ia telah meninggal karena bunuh diri tak lama sebelum ia seharusnya ditugaskan kembali.

Laporan dari Walla juga menyebut bahwa penyintas takut akan direkrut lagi dengan meluasnya perang ke Lebanon. Ada sekitar 760 permintaan bantuan psikologis sejak dimulainya perang, meskipun tidak semuanya terkait PTSD.

IDF belum memberikan angka resmi mengenai jumlah prajurit yang bunuh diri. Tetapi dikatakan bahwa mereka telah bekerja tanpa lelah untuk menangani masalah kesehatan mental para prajuritnya.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 8 Update Perang Arab, Gencatan Senjata Gaza di Depan Mata

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular