Nikel RI Melantai di Bursa Logam Dunia, Ternyata Begini Efeknya

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
30 October 2024 19:55
Ilustrasi Nikel (Dok IMIP)
Foto: Ilustrasi Nikel (Dok IMIP)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nikel produksi Indonesia saat ini berhasil melantai di Bursa Logam London atau London Metal Exchange (LME) sejak Mei 2024 lalu.

Hal ini ditandai dengan disetujuinya merek nikel olahan pertama asal Indonesia, yakni berkode "DX-zwdx" oleh LME pada Mei 2024.

Adapun nikel dengan tingkat kemurnian 99,8% nikel tersebut merupakan produksi dari PT CNGR Ding Xing New Energy. Perusahaan tersebut adalah usaha patungan antara grup bahan baterai China CNGR Advanced Material Co. dan Rigqueza International PTE Ltd.

Produk utama dari perusahaan ini berupa Electrolytic Nickel. Berlokasi di Kawasan Industri Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Sulawesi Tengah, mereka memproduksi 50.000 ton logam lembaran penuh setiap tahun dengan spesifikasi tersebut.

Melantainya nikel Indonesia di bursa dunia ini ternyata memberikan berbagai dampak positif.

Direktur Hubungan Masyarakat CNGR Indonesia Magdalene Veronika mengatakan, salah satu dampak dari melantainya nikel Indonesia di LME yakni bahwa Indonesia bisa membuktikan nikel produksi Tanah Air ini memiliki kualitas tinggi. Bahkan, berstandar internasional.

"Jadi salah satunya dengan kita tembus LME tersebut menunjukkan bahwa kualitas nikel Indonesia itu kualitas internasional," ungkap Veronika dalam sebuah diskusi di Kantor Ditjen Minerba Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (30/10/2024).

Sementara dampak secara global, lanjutnya, negara-negara lain mulai khawatir tersaingi oleh nikel Indonesia. Dia menyebut, negara tetangga, yakni Australia, kerap mempertanyakan mengapa nikel Indonesia bisa bersaing meski harga lagi rendah.

"Kemudian kedua, mungkin dampaknya lebih kepada global. Jadi setelah kita tembus di LME, boleh saya sharing sedikit mungkin ada shout out lagi nih, keluhan-keluhan dari negara tetangga kita, contohnya Australia. Kamu gimana ini jualnya terlalu murah? Karena operation cost kita memang, karena mineral kita ada di sini, kita bisa proses terus lanjutan sampai kita dapat produk yang paling murni. Otomatis harga kita sangat kompetitif di global," bebernya.

Bahkan, Veronika membeberkan bahwa kualitas nikel Indonesia sangat tinggi dan diikuti dengan harga yang tergolong murah.

"Nah harga kita jadi sangat kompetitif karena kualitasnya sedemikian murni, kualitas bagus tapi harganya bagus juga. Nah, dibanding negara tetangga kita, Australia memang harganya di US$ 20 ribuan (per ton), nah itu mau gak mau ya tidak ada yang beli dong, pasti belinya yang bagus dan juga kompetitif," tambahnya.

Asal tahu saja, London Metal Exchange (LME) sudah menyetujui pencatatan merek nikel olahan pertama dari Indonesia, dengan kode "DX-zwdx" pada Mei 2024 lalu. Meskipun namanya mungkin tidak begitu mudah diingat, masuknya merek baru ini dalam daftar pengiriman yang baik dari LME merupakan momen penting bagi industri global dan nikel Indonesia.

LME sendiri merupakan bursa berjangka dan opsi terbesar dan tertua di dunia untuk perdagangan logam industri, termasuk aluminium, tembaga, nikel, dan seng. Pada Agustus 2022, ada lebih dari 450 merek yang terdaftar di LME dari lebih dari 55 negara.

Semua merek yang disetujui masuk bursa LME harus mematuhi persyaratan yang ketat tentang kualitas, bentuk, dan berat, sebagaimana diuraikan oleh bursa.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Nikel RI Sudah Mendunia, Negara Tetangga Mulai Ketar-Ketir

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular