Skema Subsidi BBM Bakal Diganti Jadi BLT? Ini Kata Pertamina

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
30 October 2024 19:20
Sejumlah kendaraan antre untuk mengisi Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidi di SPBU kawasan Jakarta, Rabu (1/3/2023). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Sejumlah kendaraan antre untuk mengisi Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidi di SPBU kawasan Jakarta, Rabu (1/3/2023). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Ternate, CNBC Indonesia - PT Pertamina Patra Niaga, Subholding Commercial and Trading Pertamina, mengaku siap menjalankan penugasan dari pemerintahan Prabowo Subianto, khususnya terkait kebijakan BBM subsidi tepat sasaran maupun rencana perubahan skema subsidi ke Bantuan Langsung Tunai (BLT).

Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga Riva Siahaan membeberkan bahwa hingga kini pihaknya belum mendapat arahan khusus dari pemerintah terkait rencana perubahan pemberian skema subsidi BBM, dari yang selama ini berbasis komoditas menjadi subsidi langsung atau menyasar ke penerima manfaat melalui BLT.

"Itu dari dari pemerintah. Belum (ada arahan), kita pokoknya siap melaksanakan tugas," ujarnya saat ditemui di Ternate, Rabu (30/10/2024).

Sebagaimana diketahui, pemerintahan di bawah Prabowo Subianto berencana mengubah skema subsidi energi seperti Bahan Bakar Minyak (BBM), Liquefied Petroleum Gas (LPG), dan listrik, dari yang selama ini berbasis komoditas menjadi berbasis individu atau langsung ke orang yang berhak menerima subsidi. Alasan perubahan ini adalah agar penyaluran subsidi menjadi lebih tepat sasaran.

Penasihat Presiden Urusan Energi, Purnomo Yusgiantoro, mengungkapkan dua skema subsidi energi yang bisa diterapkan pemerintah agar anggaran subsidi menjadi lebih tepat sasaran.

Purnomo pun tidak menampik fakta bahwa saat ini subsidi energi, termasuk untuk Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Liquefied Petroleum Gas (LPG), saat ini belum tepat sasaran.

Dia menjabarkan, saat ini ada dua kemungkinan skema subsidi BBM cs yang bisa diberlakukan di Indonesia.

"Ada dua pilihan, selalu saya katakan kalau itu pilihan ujung-ujungnya keputusan politik, political decision antara legislatif dan eksekutif," ungkapnya di Jakarta, dikutip Senin (28/10/2024).

Pertama, Purnomo mengatakan bahwa skema subsidi energi yang saat ini masih dikerahkan untuk produknya, bisa diubah menjadi Bantuan Langsung Tunai (BLT) kepada masyarakat yang membutuhkan.

Jika skema subsidi ini yang dipakai, kemungkinan bisa membuat harga BBM yang saat ini disubsidi akan naik bertahap menjadi harga keekonomian.

"Satu, kalau aku mau make subsidi langsung, harga harus bertahap naik sampai ke harga keekonomian harga pasar, tapi kemudian kan ada pendapatan tambahan itu dikembalikan ke rakyat dengan BLT atau dengan cash transfer, satu," kata Purnomo.

Kedua, lanjut Purnomo, skema subsidi yang bisa dilakukan adalah dengan sistem kuota, alias subsidi masih diberikan pada jenis produknya, namun perlu ada pemutakhiran data masyarakat yang memang berhak menerima atau membeli produk energi yang disubsidi tersebut.

"Pilihan kedua, seperti sekarang, tapi pakai sistem kuota, jadi targeting," paparnya.

Dengan begitu, kata Purnomo, pemerintah harus memutar otak untuk menentukan skema subsidi apa yang cocok untuk diberlakukan khususnya untuk BBM cs.

"Berarti kan nggak tepat sasaran, itu yang mesti direview juga untuk beberapa komoditi yang subsidi Pertalite, Solar, B35, LPG, minyak tanah, (listrik golongan) R1, R2," tutupnya.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sampai Oktober 2024, Pertamina Salurkan BBM Subsidi 39,7 Juta KL

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular