Profil Tom Lembong, Pernah Menyesal Jadi Bagian dari Pemerintah
Jakarta, CNBC Indonesia - Kejaksaan Agung (Kejagung) menetapkan Thomas Trikasih Lembong sebagai tersangka kasus importasi gula kristal mentah. Kasus ini terkait dengan kepemimpinannya sebagai Menteri Perdagangan pada tahun 2015-2016.
Penetapan status tersangka diumumkan oleh Direktur Penyidikan Jaksa Agung Muda Pidana Khusus Abdul Qohar, dalam jumpa pers di Gedung Kejagung, Jakarta Selatan, Selasa malam (29/10/2024).
Thomas Lembong atau yang akrab dipanggil Tom Lembong merupakan Co-Captain Tim Nasional Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Timnas AMIN) pada Pilpres 2024.
Sebelumnya, pada periode pertama Presiden Joko Widodo, Tom pernah menjabat sebagai Menteri Perdagangan (Mendag) dari 12 Agustus 2015 hingga 27 Juli 2016. Kemudian, dirinya di-reshuffle dan ditunjuk sebagai Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) terhitung sejak 27 Juli 2016 hingga 23 Oktober 2019.
Saat menjadi Co-Captain Tim Nasional Anies-Cak Imin, dirinya pernah mengaku menyesal menjadi bagian dari pemerintah.
"Semakin mendalami data-data ekonomi, saya ini benar-benar sedih banget. Sedih banget, prihatin banget. Dan saya punya rasa sesal, nyesel yang lumayan besar karena saya pernah menjadi bagian dari pemerintah," kata Tom Lembong, dalam diskusi "Pemuda Harsa: Bangga Bicara" di On3 Senayan, GBK, Jakarta, Jumat (9/2/2024) malam, dikutip dari Detikcom.
"kami menjalankan strategi yang menurut data yang saya lihat, rada-rada tidak berhasil. Kalau mau lebih keras lagi, ya banyak gagal," ujarnya.
Sebelum di pemerintahan, Tom Lembong berkecimpung di bidang keuangan dan investasi. Dia tercatat pernah menjadi staf di Morgan Stanley, Singapura, pada 1995. Kemudian menjadi senior manager di Makindo Securities di Jakarta pada tahun yang sama. Kemudian dia pernah menjadi investment banker di Deutsche Securities, Jakarta.
Tom juga pernah menjadi Kepala Divisi dan Senior Vice Presiden di Badan Penyehatan Perbankan Nasional pada 2002-2005. Pada 2006, dia tercatat menderikan Quvat Management, sebuah private equity fund. Kemudian, dia pernah menjabat sebagai Presiden Komisaris PT Graha Layar Prima Tbk. pada 2012.
(haa/haa)