BPK Klaim Selamatkan Rp13,66 T Uang Negara Semester I 2024

M Rosseno Aji Nugroho, CNBC Indonesia
Selasa, 22/10/2024 20:10 WIB
Foto: Gedung BPK (detik.com/Ari Saputra)

Jakarta, CNBC Indonesia-Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI mengklaim berhasil menyelamatkan uang negara sebesar Rp 13,66 triliun selama 6 bulan pertama tahun 2024. Penyelamatan uang negara itu berasal dari rekomendasi penyetoran ke kas negara, penghematan pengeluaran negara dan koreksi subsidi atau kompensasi listrik.

"IHPS (Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester) I mengungkapkan hasil penyelamatan keuangan negara sebesar Rp 13,66 triliun," kata Ketua BPK Isma Yatun dalam Rapat Paripurna DPR RI, Selasa, (22/10/2024).

Isma Yatun menjelaskan penyelamatan keuangan negara tersebut berasal dari rekomendasi penyetoran ke kas negara sebesar Rp 11,09 triliun, serta penghematan pengeluaran negara lewat koreksi subsidi atau kompensasi listrik 2022 dan 2023 sebesar Rp 2,57 triliun.


Selain itu, penyelamatan juga berasal dari ketidakefektifan sebesar Rp 1,55 triliun, serta dukungan pemberantasan korupsi lewat pemeriksaan investigatif dan penghitungan keuangan negara sebesar Rp 644 miliar.

"Kami juga telah menyampaikan rekomendasi strategis terkait permasalahan ketidakpatuhan kualitas perencanaan pelaksanaan dan pelaporan kegiatan atau program pemerintah," kata dia.

Isma Yatun menambahkan hasil pemantauan atas tindak lanjut rekomendasi hasil pemeriksaan dari 2005 sampai semester I 2024 juga menunjukkan sebanyak 78% rekomendasi telah selesai ditindaklanjuti. Dia menyebut Kementerian negara atau lembaga dengan tingkat penyelesaian yang tinggi di antaranya Sekretariat Kabinet sebesar 97,02%, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) sebesar 96,38%, serta Badan Pemeriksa Obat dan Makanan (BPOM) sebesar 96,27%.

"Selain itu IHPS juga memuat hasil pemantauan penyelesaian ganti kerugian negara atau daerah 2005 sampai semester I 2024 dengan status telah ditetapkan sebesar Rp 5,34 triliun," kata dia.


(rsa/mij)
Saksikan video di bawah ini:

Video: APBN Mei 2025 Defisit Rp 21T, Menkeu Klaim Masih Kecil