
Mengulik Potensi Bisnis Maritim di Tanah Air, Seberapa Potensial?

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan 17.508 pulau yang dihuni lebih dari 360 suku bangsa. Terletak di di antara Samudra Hindia dan Pasifik, Indonesia memiliki luas wilayah 1,904,569 km2 dengan garis pantai 54.716 km.
Sebagai negara kepulauan, peranan logistik dalam pergerakan aliran barang di dalam negeri memegang peranan penting. Di mana lebih dari 80% pergerakan logistik merupakan pergerakan domestik atau dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan di seluruh wilayah indonesia.
Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik, moda angkutan laut domestik sepanjang Juli mengangkut barang sebesar 31,23 juta ton atau naik 3,58% secara bulanan atau naik 0,78% secara tahunan. Barang yang paling banyak berada di Pelabuhan Tanjung Priok yaitu 1,41 juta ton, Pelabuhan Tanjung Perak 1,28 juta ton, Pelabuhan Makassar 33.300 ton, Pelabuhan Balikpapan sebesar 123.800 juta ton, dan Pelabuhan Panjang sebesar 119.200 ton.
Tak hanya dalam negeri, peranan logistik dalam pergerakan aliran barang luar negeri berperan untuk memenuhi kebutuhan pokok masyarakat sekaligus wahana untuk mengantarkan hasil produksi pertanian, pertambangan, dan industri agar dapat digunakan dan dipasarkan lebih luas.
Sektor transportasi logistik, khususnya laut, pun disebut memiliki potensi ekonomi sebesar US$20 miliar dari keseluruhan potensi ekonomi maritim Indonesia yang mencapai US$1.338 miliar per tahun.
Keberadaan transportasi logistik yang andal menjadi kunci dalam memastikan konektivitas antarwilayah tetap terjaga. Layanan logistik yang berjalan dengan baik akan mendukung proses pendistribusian, penjualan, pemasaran, bahkan penyediaan produk yang lebih optimal.
Sementara bagi para pelaku usaha, keandalan logistik mampu memberikan efisiensi dengan mengurangi biaya operasional, meningkatkan produktivitas, dan mengoptimalkan penggunaan sumber daya. Logistik yang efektif dapat mengurangi biaya pergudangan, transportasi, pengelolaan persediaan, dan kehilangan produk.
Adapun bagi para masyarakat selaku konsumen, hal ini berdampak pada produk atau layanan yang dapat dikirim tepat waktu dan dengan akurasi. Sehingga meningkatkan kepuasan pelanggan.
Adanya potensi sektor logistik tersebut membuat pelaku usaha di bidang jasa maritim dan logistik fokus mengembangkan bisnisnya. Termasuk yang dilakukan PT Habco Trans Maritima Tbk (HATM).
Saat ini HATM mendorong manajemen mempercepat belanja modal untuk penambahan armada sehingga dapat meningkatkan kapasitas angkut. Pada 2024, HATM berencana untuk menambah sampai dengan 4 armada kapal dengan melakukan kombinasi strategi antara pembelian kapal baru dan penyewaan jangka panjang.
Direktur Utama HATM Andrew Kam mengungkapkan pihaknya saat ini memiliki neraca yang cukup kuat, dari segi proyeksi pendapatan laba dengan terbukti membukukan Rp 198 miliar pada tahun 2023, serta gearing ratio yang masih rendah. Tidak menutup kemungkinan belanja modal tersebut menggunakan kombinasi laba Perseroan serta pinjaman dari lembaga perbankan.
Sebagai informasi HATM merupakan perusahaan yang memiliki spesialisasi dalam operasional kapal bulk carrier yang saat ini memiliki 5 armada kapal, mengoperasikan total 6 armada kapal, yang merupakan bagian dari solusi maritim terintegrasi Induk Usaha PT Habco Primatama.
HATM berdiri sejak 2019 dan telah mengembangkan usaha pengangkutan kapal laut dari hulu ke hilirnya. Layanan Habco Group memiliki fokus pada logistik maritim yang termasuk namun tidak terbatas pada kapal tongkang, stevedoring, floating crane, docking, dan galangan kapal.
(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]