Internasional

Perang Arab Makin Ngeri? Iran Bertemu '4 Mata' dengan Houthi Yaman

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia

14 October 2024 16:35

Warga Irak merayakan di jalan, setelah serangan IRGC terhadap Israel, di Basra, Irak, 1 Oktober 2024. (REUTERS/Mohammed Aty) — Foto: Ilustrasi perang di Arab, setelah Iran menyerang Israel 1 Oktober lalu. (REUTERS/Mohammed Aty)

Jakarta, CNBC Indonesia - Iran mengadakan pertemuan dengan milisi di Yaman, Houthi. Pertemuan dilakukan di Muscat, Oman, Senin (14/10/2024).

Mengutip AFP, Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi bertemu dengan Mohammed Abdelsalam, seorang pejabat senior dari gerakan Houthi Yaman. Kementerian luar negeri Iran juga merilis foto-foto pembicaraan mereka selama kunjungan Araghchi, yang merupakan kunjungan diplomatik terbaru di wilayah tersebut, setelah Israel bersumpah untuk membalas serangan rudal Iran.

Baca:

8 Update Perang Arab: Tentara PBB Respons Israel, AS Kirim Pasukan

"Araghchi mengadakan pertemuan dan diskusi dengan Mohammad Abdelsalam, juru bicara dan kepala negosiator Pemerintah Keselamatan Nasional Yaman", tulis laman lokal. Sayangnya tak dirinci inti pertemuan itu.

Iran sebelumnya menembakkan 200 rudal ke Israel pada tanggal 1 Oktober. Serangan dilakukan sebagai bentuk pembalasan atas pembunuhan para pemimpin militan yang berpihak pada Teheran di wilayah tersebut dan seorang jenderal di Garda Revolusi Iran.

Baca:

Iron Dome Bobol! Hizbullah Hantam Pangkalan Militer Israel-4 Tewas

Israel sejak itu bersumpah untuk menanggapi. Houthi Yaman sendiri, bersama dengan kelompok Hamas di Gaza Palestina dan Hizbullah di Lebanon, menjadi bagian dari "poros perlawanan" Iran yang terdiri dari kelompok-kelompok militan yang menentang Israel.

Kunjungan Araghchi ke Muscat dilakukan setelah perjalanan ke Baghdad. Minggu lalu, ia juga mengunjungi Qatar dan Arab Saudi di mana pembicaraan terutama berkisar pada pembentukan gencatan senjata di Lebanon dan Gaza serta cara-cara untuk menahan konflik agar tidak menyebar ke seluruh wilayah.

Sementara itu, pada hari Minggu, Araghchi menegaskan kembali bahwa Iran "sepenuhnya siap untuk situasi perang". Meskipun, tegasnya, negaranya lebih menginginkan perdamaian.