Pabrik Tembaga Terbesar Dunia Milik RI Beroperasi Penuh Awal 2025

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
10 October 2024 11:20
Smelter tembaga PT Freeport Indonesia di KEK JIIPE, Gresik, Jawa Timur. (Doc PT Freeport Indonesia)
Foto: Smelter tembaga PT Freeport Indonesia di KEK JIIPE, Gresik, Jawa Timur. (Doc PT Freeport Indonesia)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Freeport Indonesia (PTFI) menargetkan fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) tembaga di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE), di Gresik, Jawa Timur bisa beroperasi penuh pada awal 2025 mendatang.

Presiden Direktur PTFI, Tony Wenas mengungkapkan, saat ini smelter tembaga kedua milik PTFI tersebut sudah mulai berproduksi dan secara perlahan akan ditingkatkan kapasitasnya. Namun untuk produksi katoda tembaga secara penuh ditargetkan bisa terlaksana setidaknya pada Januari 2025 mendatang.

"Kita kan udah mulai produksi kemudian secara bertahap kita tingkatkan sampai dengan bulan Desember 2024 ini. Sehingga mulai Januari awal 2025 itu sudah dalam kapasitas penuh untuk produksi," jelas Tony kepada CNBC Indonesia dalam program Mining Zone, Rabu (9/10/2024).

Sekarang, Freeport terus melakukan peningkatan kapasitas produksi (ramp up) katoda yang ditargetkan akan beroperasi penuh pada Desember 2024 mendatang.

Produksi tembaga PTFI secara keseluruhan termasuk terhitung dari smelter tembaga pertamanya yakni bersama dengan PT Smelting terakumulasi akan mencapai 1 juta ton katoda tembaga.

"Sekarang ini PT Smelting yang sudah menghasilkan katoda tembaga kira-kira 330 ribu ton per tahun itu sekitar 200 ribu dikonsumsi dalam negeri sisanya masih diekspor. 130 ribu ton. Jadi kalau saat sekarang dengan kondisi yang sama seperti sekarang kalau kita produksi (Smelter kedua PTFI) 600 ribu itu kemungkinan besar semuanya diekspor. Sehingga memang diharapkan industri-industrinya muncul, industri yang lebih hilir lagi," imbuh Tony.

Di samping produksi katoda tembaga, smelter tembaga tersebut juga akan memproduksi produk sampingan dari tembaga yakni emas yang terhitung mencapai 60 ton per tahun. Tony menyebutkan produksi emas dari smelter tersebut akan dimulai pada bulan November 2024 mendatang.

"Jadi tahapannya sekarang udah mulai produksi kita akan ramp up, kita naikkan kapasitasnya. Dan kapasitas penuhnya mudah-mudahan bisa tercapai di bulan Desember 2024 ini. Dan sementara itu juga di samping tembaganya kita akan memproduksi emas. Emas yang kira-kira 50-60 ton itu akan kita mulai produksi bulan depan, akhir bulan ini atau bulan depan," paparnya.

Seperti diketahui, smelter single line terbesar di dunia ini memiliki kapasitas pemurnian hingga 1,7 juta ton konsentrat tembaga per tahun. Ditambah dengan smelter pertama yang sudah beroperasi yaitu PT Smelting, keduanya akan memurnikan 3 juta ton konsentrat tembaga per tahun dengan produksi sekitar 1 juta ton katoda tembaga, 50 ton emas, dan 220 ton perak per tahun.

Nilai investasi kumulatif untuk proyek yang menempati lahan 104 hektar ini mencapai US$ 3,7 miliar atau setara Rp 58 triliun.

Smelter PTFI ini juga telah mendapatkan pembeli atau off taker yang akan menyerap 100 ribu ton katoda tembaga per tahun. Adapun pembeli tersebut yakni PT Hailiang Group yang merupakan tetangga mereka di JIIPE, Gresik.

Sementara untuk produksi emas, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dikatakan berkomitmen untuk mengambil 20 ton emas.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Wow, Freeport Sudah Kucurkan Rp 350 Triliun Untuk Investasi di RI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular