Dampingi Bahlil, Para Mantan Menteri ESDM Hadiri Hari Pertambangan RI

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyelenggarakan Upacara Peringatan Hari Jadi ke 79 Pertambangan dan Energi di Monas, Jakarta Pusat, hari ini, Kamis (10/10/2024).
Berdasarkan pantauan CNBC Indonesia di lapangan, berbagai Mantan Menteri ESDM berkumpul dan turut serta memeriahkan acara tersebut. Diantaranya adalah Menteri ESDM periode 2011-2014 Jero Wacik, Wakil Menteri ESDM periode 2013-2014 Susilo Siswoutomo, Menteri ESDM periode 2014-2016 Sudirman Said, Menteri ESDM periode Juli 2016-Agustus 2016 Arcandra Tahar, hingga Menteri ESDM periode 2000-2009 Purnomo Yusgiantoro.
Dalam sambutan upacara tersebut, Menteri ESDM saat ini yakni Bahlil Lahadalia mengatakan sejatinya Kementerian ESDM memiliki tanggung jawab yang besar dalam membangun sektor Energi dan Pertambangan dalam negeri.
Hal itu dikatakan sesuai dengan amanah Undang-undang Dasar RI 1945 pasal 33. "Dalam konteks itu kita juga mengalami sebuah perubahan transisi yang sangat luar biasa. Kita berbicara tentang green energy dan juga bicara tentang lingkungan yang lebih baik. Oleh karena itu, harus kita bekerja terus tanpa kenal lelah dan harus mengambil bagian tanggung jawab ini," kata Bahlil dalam sambutannya, di Monas Jakarta Pusat, Kamis (10/10/2024).
Bahlil menekankan kepada para karyawan Kementerian ESDM bahwa banyak harapan masyarakat RI kepada pihaknya untuk memakai hati dalam mengurus sektor energi dan pertambangan di Indonesia.
"Kita harus pakai hati untuk mengurus mereka. Jangan punya mereka kita zolimi hak-hak orang daerah. Saya pesankan itu. Sebagai orang yang besar dari daerah tidak ingin saudara-saudara kita di sana mengalami protes terus kepada kita," tambahnya.
Adapun, Bahlil mengatakan bahwa saat ini perubahan iklim sudah ada di depan mata. Dia menekankan komitmen untuk mencapai net zero emission harus dijalankan. Oleh karena itu, pihaknya akan terus mendorong program transisi energi di dalam negeri.
Namun untuk bisa mencapai program transisi energi di Indonesia, Bahlil menyadari bahwa RI masih banyak melakukan impor minyak dan gas. Pihaknya ingin memastikan sektor energi tetap berdaulat dan berkelanjutan.
"Dan di satu sisi kita mengalami persoalan terkait dengan lifting minyak kita dan banyaknya gas yang kita impor. Ini adalah hal-hal yang harus kita selesaikan bersama. Kita harus memastikan bahwa sektor energi tetap berdaulat, mandiri dan berkelanjutan. Selain itu, energi harus berkeadilan bagi seluruh rakyat Indonesia," imbuhnya.
Dengan begitu, dia menekankan bahwa pihaknya akan bekerja untuk memberikan kesejahteraan untuk rakyat Indonesia.
"Kita tidak boleh kendor Bapak Ibu semua Badai yang menghalang kita pun kita harus mampu untuk mengatakan kami tetap istiqomah untuk kebaikan rakyat, bangsa, dan negara. Kita harus bersama-sama bergandengan tangan. Jangan yang susah kemudian kita abaikan atau kita tinggalkan," tandasnya.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
