
Intip Cara Jepang Cegah Bencana, Bangun Terowongan Raksasa Bawah Tanah
Intip terowongan bawah tanah di kawasan metropolitan Tokyo yang akan diperluas untuk mencegah banjir akibat perubahan iklim.

Pekerja menyelesaikan jaringan terowongan bawah tanah di kawasan metropolitan Tokyo yang tengah diperluas untuk tujuan mencegah banjir yang kemungkinan bakal sering terjadi akibat perubahan iklim. (REUTERS/Issei Kato)

Pada akhir bulan Agustus lalu, jaringan terowongan bawah tanah yang disebut sebagai ‘katedral’ di Prefektur Saitama mulai dibanjiri air dan menyembur ke permukaan saat Topan Shanshan menghantam kawasan Jepang bagian barat daya. (REUTERS/Issei Kato)

“Saat suhu naik, jumlah uap air di atmosfer akan meningkat dan menghasilkan jumlah curah hujan yang relatif lebih besar,” ujar salah satu profesor Universitas Tokyo, Seita Emori. (REUTERS/Issei Kato)

"Metropolitan Outer Area Underground Discharge Channel", nama resmi untuk terowongan bawah tanah ini, telah berhasil mencegah banjir sejak tahun 2006. Jika fasilitas ini tidak ada, ketinggian di air sungai Nakagawa dan anak sungai lainnya akan jauh lebih tinggi dan bisa menyebabkan banjir. (REUTERS/Issei Kato)

Proyek perluasan terowongan ini sendiri akan berlangsung tujuh tahun dengan nilai 37,3 miliar yen (sekitar Rp 3,9 triliun). (REUTERS/Issei Kato)

Di dekat pusat kota Tokyo, proyek besar yang menghubungkan aliran sungai Shirako dan Kanda sedang berlangsung dan akan selesai pada tahun 2027 mendatang. Nantinya, aliran ini akan mengalirkan air sekitar 13 kilometer bawah tanah ke arah Teluk Tokyo. (REUTERS/Issei Kato)