Pasar Ciputat Sepi Bak Kuburan, Pedagang Teriak Begini

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
10 October 2024 08:20
Pasar Ciputat pada Rabu (9/10/2024), (CNBC Indonesia/Ferry Sandi)
Foto: Pasar Ciputat pada Rabu (9/10/2024), (CNBC Indonesia/Ferry Sandi)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kemampuan daya beli masyarakat saat ini tengah berada di titik nadir. Pedagang di pasar tradisional Ciputat pun mengeluhkan penjualan yang ada pada beberapa waktu terakhir.

Pasalnya, bahan pokok dan penting (bapokting) ini sangat sensitif pada waktu dan ketahanan kondisinya.

"Karena semakin lama ditahan bisa berubah bentuknya, misalnya kayak telur kalau udah seminggu atau lebih biasanya bentuknya jadi beda, kan nggak mungkin dijual kalau gitu, akibatnya kita yang jadi rugi," ujar salah seorang pedagang Endang kepada CNBC Indonesia, Rabu (9/10/2024).

Hal itu membuat dirinya lebih memfilter barang apa yang lebih cepat laku. Jika terpantau ada penurunan penjualan, maka Ia lebih memilih untuk mengambil lebih sedikit barang dari supplier, bahkan jika kondisinya parah ia memilih untuk menahan pembelian.

Pasar Ciputat pada Rabu (9/10/2024), (CNBC Indonesia/Ferry Sandi)Foto: Pasar Ciputat pada Rabu (9/10/2024), (CNBC Indonesia/Ferry Sandi)
Pasar Ciputat pada Rabu (9/10/2024), (CNBC Indonesia/Ferry Sandi)

"Kalau terlalu banyak pesan dan akhirnya nggak kejual saya juga nggak mau, makanya yang tadinya biasanya beli beberapa kardus sekaligus sekarang jadi 1-2 kardus aja seperti sarden, soalnya kalau terlalu banyak butuh juga modal besar tapi muternya lama," bebernya.

Pedagang lainnya di pasar tradisional yakni Zainal ini juga perlu memutar otak agar tetap bisa bertahan di tengah penurunan daya beli ini. Beberapa supplier yang sebelumnya mau memberikan barangnya terlebih dahulu kini sudah mulai mengetatkan sistem pembayaran.

"Mungkin banyak yang akhirnya gagal bayar makanya vendor-vendor yang sebelumnya mau kasih barang di awal kini lebih hati-hati, kita perlu modal lebih tapi kondisinya juga gini," sebut Zainal.


(fys/wur)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pengusaha Rokok-Pedagang Pasar Buka-bukaan Alasan Tolak Kemasan Polos

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular