Internasional

Terkuak! Kim Jong Un Bantu Putin, Tentara Korut Ikut Perang di Ukraina

luc, CNBC Indonesia
09 October 2024 05:30
(FILES) Russian President Vladimir Putin welcomes North Korean leader Kim Jong Un prior to their talks at the Far Eastern Federal University campus on Russky island in the far-eastern Russian port of Vladivostok on April 25, 2019. North Korea's leader Kim Jong Un departed Pyongyang on September 12, 2023 on a train to Russia where he is due to hold a rare meeting with President Vladimir Putin, state media reported early September 12, 2023. (Photo by Alexander Zemlianichenko / POOL / AFP)
Foto: AFP/ALEXANDER ZEMLIANICHENKO

Jakarta, CNBC Indonesia - Tentara Korea Utara tampaknya terlibat dalam pertempuran bersama pasukan Rusia di Ukraina. Hal itu diungkapkan Menteri Pertahanan Korea Selatan, Kim Yong-hyun.

Pada Selasa (8/10/2024), Kim memberi tahu para politisi Korea Selatan bahwa "sangat mungkin" enam perwira Korea Utara tewas dalam serangan rudal Ukraina di dekat Donetsk pada 3 Oktober, sebagaimana dilaporkan oleh media Ukraina pekan lalu.

"Kami menilai bahwa kemungkinan besar ada korban di antara perwira dan tentara Korea Utara di Ukraina, mengingat berbagai keadaan," kata Kim, dilansir Al Jazeera.

Selain itu, ia memperingatkan bahwa Korea Selatan memperkirakan Pyongyang akan mengirim lebih banyak pasukan untuk mendukung upaya perang Rusia.

"Masalah penempatan pasukan reguler sangat mungkin terjadi karena adanya kesepakatan bersama yang mirip dengan aliansi militer antara Rusia dan Korea Utara," tambah Kim.

Hubungan Rusia-Korea Utara

Dugaan keterlibatan Korea Utara ini muncul di tengah penguatan hubungan antara Pyongyang dan Moskow. Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, dan Presiden Rusia, Vladimir Putin, pada Juni lalu mengadopsi kemitraan strategis yang komprehensif, termasuk pakta pertahanan bersama.

Korea Selatan, yang didukung oleh Amerika Serikat, mengklaim bahwa Pyongyang telah menjadi pemasok utama senjata bagi Rusia yang digunakan dalam invasi ke Ukraina. Meskipun demikian, baik Rusia maupun Korea Utara telah membantah tuduhan ini.

Analis memperingatkan bahwa peningkatan produksi dan pengujian artileri serta rudal jelajah oleh Korea Utara belakangan ini mungkin sebagai persiapan untuk pengiriman senjata lebih lanjut ke Rusia.

Korea Utara, yang dilarang oleh sanksi PBB dari melakukan uji coba teknologi balistik, telah menerima dukungan dari Rusia melalui penggunaan hak veto di Dewan Keamanan PBB pada Maret lalu untuk menghentikan pemantauan pelanggaran oleh PBB.

Di tengah peningkatan ketegangan di Semenanjung Korea, Korea Utara diperkirakan akan membatalkan perjanjian antar-Korea yang ditandatangani pada 1991 dalam pertemuan parlemen minggu ini. Langkah ini merupakan bagian dari upaya Kim Jong Un untuk secara resmi mendefinisikan Korea Selatan sebagai negara musuh.

Moskow dan Pyongyang telah menjadi sekutu sejak berdirinya Korea Utara setelah Perang Dunia II. Hubungan antara kedua negara semakin erat sejak invasi Rusia secara penuh ke Ukraina, dengan keterlibatan Korea Utara yang kini semakin terlihat dalam konflik tersebut.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Putin-Kim Jong Un Teken Pakta Perjanjian Pertahanan, AS Cs Panik

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular