Mirip SBY, Prabowo Mau Bangun Tanggul Laut Raksasa Berbentuk Garuda
Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden terpilih Prabowo Subianto akan membangun proyek tanggul laut raksasa di utara Pulau Jawa. Ide pembangunan tanggul laut raksasa sudah ada sejak era Orde Baru Presiden Soeharto hingga era Susilo bambang Yudhoyono (SBY) namun hingga kini tak kunjung terealisasi.
"Ada program satu lagi yang menarik bagi dunia usaha ini tanggul laut raksasa namanya. Ini sudah digagas zaman Orba oleh Bappenas (tahun) 1994 tapi sampai sekarang belum terwujud, belum dimulai," ungkap adik Prabowo sekaligus anggota Dewan Pengarah Tim Kampanye Nasional (TKN) Hashim Djojohadikusumo saat berdiskusi dengan para pengusaha di gedung Kadin Indonesia, Jakarta, Senin (7/10/2024).
Hashim bahkan menyebut Prabowo sudah memiliki konsultan dari Negeri Belanda untuk merealisasikan pembangunan mega proyek ini.
"Tapi setahu saya Pak Prabowo perencanannya sudah, siapa ada konsultan dari Belanda untuk (tanggul laut raksasa) berbentuk Garuda," bebernya.
Dia pun membocorkan ide pembangunan tanggul laut raksasa akan dimulai dari Teluk Jakarta. Kemudian dilanjutkan hingga Surabaya dan Gresik di Jawa Timur.
"Pak Prabowo punya ide tanggul laut dimulai di Teluk Jakarta tapi diteruskan sampai ke Surabaya Gresik," ucapnya.
Hashim bilang tanggul laut raksasa sangat diperlukan. Sebab tinggi muka laut semakin bertambah efek dari pemanasan global.
"Ini untuk lindungi pantai utara Jakarta karena sudah ada indikasi perubahan iklim ini sebabkan permukaan laut naik. Di Jakarta kan ada abrasi dan turun di Jateng pantura Jateng juga turun kan ada banjir rob dan sebagainya," tutupnya.
Sebelumnya di era Presiden SBY, konsep tanggul laut raksasa pernah juga dicetuskan. Saat itu bernama Jakarta Great Sea Wall (JGSW). Menariknya konsep tanggul laut raksasa era SBY juga berbentuk Garuda.
Saat itu, SBY lewat Program Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara atau National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) mulai Januari 2013 membuat master plan untuk melanjutkan pekerjaan Jakarta Coastal Defence Strategy (JCDS) merumuskan suatu strategi komprehensif untuk mengatasi permasalahan banjir ditambah turunnya permukaan tanah serta naiknya permukaan air laut di Jakarta. Pembangunan Giant Sea Wall jadi salah satu alternatifnya.
Pembangunan Giant/Great Sea Wall membutuhkan material berupa pasir laut. Berdasarkan desain "Garuda Great Sea Wall" terbaru tersebut, desain Giant Sea Wall adalah tanggul raksasa dan pulau reklamasi berjumlah 17 pulau yang berbentuk burung Garuda yang membentang dari DKI Jakarta, Jawa Barat, hingga ke Banten. Kebutuhan material pasir laut diperoleh dari Kabupaten Serang, Provinsi Banten.
Adapun estimasi pasir laut yang dibutuhkan untuk membangun pulau reklamasi dan Garuda Great Seawall dengan 2 skenario (Garuda Alternatif 1 dan 17 pulau reklamasi buatan). Asumsi yang diambil
untuk 17 pulau reklamasi buatan adalah dengan kedalaman rata-rata perairan untuk reklamasi 17 pulau adalah 11 meter ditambah ketinggian daratan 6 meter dan penyusutan, sehingga volume total yang dibutuhkan untuk membuat 17 Pulau Reklamasi Buatan adalah 876.010.000 m3.
Sedangkan perkiraan kebutuhan pasir 17 laut desain "Garuda Alternatif 1" yang berdasarkan Master Plan Final NCICD (Kemenko Perekonomian, 2014) total adalah 300 juta m3 yang terdiri dari 90 juta m3 untuk tanggul bagian luar dan 210 juta m3 untuk reklamasi lahan yang
menciptakan daratan baru di atas tanggul. Adapun kebutuhan dana investasi saat itu sebanyak Rp5,677 triliun yang bersumber dari APBN, APBD, BUMN, BUMD dan swasta.
(wur/wur)