
Waspada, Nyaris 200 Juta Warga RI Berada di Kawasan Rawan Bencana

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan sebanyak 195,9 juta jiwa masyarakat Indonesia berada di wilayah rawan bencana alam.
Hal itu lantaran posisi geografis Indonesia terletak di kawasan yang sangat rentan terhadap kejadian gempa bumi, erupsi gunung api, gerakan tanah, hingga tsunami.
Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM, P. Hadi Wijaya, mengungkapkan bahwa pemerintah mencatat dalam setahun, terdapat lebih dari 800 kejadian gerakan tanah di Indonesia.
"Posisi Indonesia yang kompleks secara geografi dan aktivitas geologi berdampak terhadap luasnya kawasan rawan bencana (KRB) yang melingkupi 195,9 juta jiwa. Berdasarkan updating peta Zona Kerentanan Gerakan Tanah (ZKGT), terdapat 40,9 juta jiwa terdampak. Hal ini diperlukan mitigasi dan kesiapsiagaan semua pihak dengan masuknya musim hujan saat ini," ungkap Hadi dalam keterangan resmi, dikutip Senin (7/10/2024).
Hadi mengatakan, mitigasi bencana geologi dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti dengan melakukan pendidikan dan kesadaran masyarakat melalui kampanye dan pelatihan, membangun infrastruktur yang tahan bencana, pengelolaan resiko bencana, serta peringatan dini.
"Melalui pendekatan yang terstruktur dan holistik, Indonesia dapat lebih baik dalam mengantisipasi dan menghadapi tantangan bencana geologi, sehingga mengurangi kerugian dan melindungi masyarakat," tambahnya.
Di lain sisi, Penyelidik Bumi Utama PVMBG Supartoyo menyebutkan bahwa Indonesia sejatinya berada di antara empat lempeng tektonik utama dan berdampak pada 127 gunung api aktif. Dia klaim, pihaknya memantau hingga 69 gunung api selama 24 jam penuh.
"Ini merupakan jumlah terbanyak di dunia, dan lagi-lagi kita mendapatkan 'medali emas' untuk hal ini," kata Supartoyo.
Sejak tahun 2000 hingga 2024, lanjut Supartoyo, Indonesia tercatat terjadi sekitar 12-15% dari total kejadian gempa bumi di dunia.
"Dalam periode tersebut, Indonesia mengalami antara 5 hingga 29 kejadian gempa bumi merusak setiap tahunnya. Gempa bumi merusak adalah gempa yang mengakibatkan korban jiwa, kerusakan lingkungan, dan kerusakan geologi permukaan," tambahnya.
Selain gempa bumi, Indonesia juga mengalami 18 kejadian tsunami dalam 29 tahun terakhir. Sedangkan, gerakan tanah yang terjadi di Indonesia mencapai lebih dari 800 kejadian setiap tahunnya, sebagian besar dipicu oleh curah hujan tinggi, kemiringan lereng, dan litologi satuan batuan meskipun beberapa di antaranya juga disebabkan oleh gempa bumi.
Supartoyo menjelaskan bahwa Indonesia yang terletak di zona aktif tektonik bisa meningkatkan risiko bencana geologi. Namun di samping itu, posisi Indonesia juga memiliki keuntungan berupa kekayaan sumber daya alam yang melimpah.
Oleh karena itu, dia menekankan bahwa keseimbangan antara pemanfaatan sumber daya alam dan pengelolaan risiko bencana menjadi sangat penting bagi Indonesia.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bandung Diguncang Gempa, Badan Geologi Langsung 'Turun Gunung'
