ESDM Buka-bukaan Strategi Proyek Pipa Gas Rp 2,7 T Kelar di Awal 2026
Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membeberkan strategi yang akan dilakukan agar proyek Jaringan Pipa Transmisi Gas Cirebon-Semarang (Cisem) Tahap 2 bisa selesai dalam kurun waktu 18 bulan atau pada Kuartal 1 2026 mendatang.
Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Laode Sulaeman mengungkapkan, pihaknya akan membagi pembangunan pipa gas yang memiliki nilai investasi mencapai Rp 2,7 triliun itu menjadi 4 ruas.
"Jadi, strategi tersebut adalah kemarin Bapak Menteri (ESDM Bahlil Lahadalia) sudah kami jelaskan juga bahwa segmen 245 kilo meter (km) ini tidak kita kerjakan serial, mulai dari sini kita sambung-sambung, tapi saat ini kita sudah membagi menjadi 4 ruas utama," jelasnya kepada CNBC Indonesia dalam program Energy Corner, Kamis (3/10/2024).
Laode mendetailkan bahwa keempat ruas yang terbagi tersebut akan melibatkan hingga 24 subtim. Hal itu dinilai akan membuat proyek pembangunan Pipa Gas Transmisi Cisem Tahap 2 ini bisa diselesaikan tepat waktu.
"Jadi sepanjang 245 km itu 24 subtim. Tujuannya nanti bisa selesai cepat waktu. Jadi kerja subtim itu paralel ini 24 subtim. Itu strateginya," tambahnya.
Dengan begitu, dia mengungkapkan optimismenya pembangunan Pipa Gas Cisem tahap 2 tersebut bisa selesai pada awal tahun 2026 mendatang.
"Kita optimis (pembangunan 18 bulan) karena kita mempunyai strategi," tandasnya.
Proyek Pipa Cisem 2 senilai Rp 2,7 triliun ini akan didanai melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) multi years 2024-2026. Konstruksi pipa ini ditargetkan tuntas pada Februari 2026.
"Proyek ini akan dilaksanakan secara multi-years, jadi kalau tahun anggarannya 3 tahun Bapak Menteri, 2024, 2025, 2026, tapi kalau secara bulan, ini akan diselesaikan selama 18 bulan," papar Plt. Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM Dadan Kusdiana, pada acara First Welding Konstruksi Pipa Cisem Tahap II, di Kabupaten Batang, Jateng, Senin (30/9/2024).
Perlu diketahui, proyek pipa transmisi gas bumi Cirebon-Semarang (Cisem) Tahap II ini dibangun sepanjang 245 kilo meter (km), mencakup ruas Batang - Cirebon - Kandang Haur Timur. Proyek ini merupakan kelanjutan dari Cisem Tahap I senilai Rp 1,17 triliun yang sudah selesai dibangun dan beroperasi pada 2023. Adapun Pipa Cisem Tahap I mencakup ruas Semarang-Batang.
Berdasarkan catatan Kementerian ESDM, proyek pembangunan pipa transmisi gas bumi yang dikelola dalam Kontrak Tahun Jamak (Multi Years Contract) ini merupakan langkah strategis pemerintah untuk menghubungkan jaringan pipa transmisi Sumatera, Jawa Bagian Barat, dan Jawa Bagian Timur.
Proyek tersebut dibangun dalam rangka memperkuat rantai suplai gas bumi secara nasional sehingga bisa mencapai kemandirian energi serta mempercepat penyediaan infrastruktur energi.
Adapun, proses tender dimulai pada April 2024 dan diumumkan pada 4 Juli 2024 dengan konsorsium KSO PT Timas Suplindo - PT Pratiwi Putri Sulung ditetapkan sebagai pelaksana proyek.
Selain itu, nilai kontrak proyek mencapai Rp 2,7 triliun mencakup seluruh aspek pekerjaan konstruksi terintegrasi, dari perancangan hingga pelaksanaan. Sementara durasi pelaksanaan proyek ditetapkan selama 18 bulan, terhitung sejak penandatanganan kontrak 2 Agustus 2024.
Lebih lanjut, PT Amythas telah ditunjuk sebagai Konsultan Manajemen Konstruksi (MK). Tugas konsultan ini mencakup pengawasan dan pendampingan teknis, memastikan agar seluruh proses pembangunan berjalan sesuai standar yang telah ditetapkan.
Saat ini, persiapan administrasi proyek sudah selesai, dan pekerjaan fisik di lapangan akan segera dimulai. Tim pelaksana sedang memobilisasi alat berat dan tenaga kerja, dengan pekerjaan konstruksi yang dijadwalkan dimulai pada Oktober 2024.
Sumber gas proyek Cisem II berasal dari Lapangan Jambaran Tiung Biru (JTB) dan Long Term Plan (LTP) yang berasal dari potensi seluruh WK yang ada di wilayah Jawa Timur (WK Agung dan WK Bulu).
Sedangkan, penerima manfaat dari pembangunan proyek Cisem II adalah Kilang Balongan, berbagai industri di wilayah Jawa Barat, jargas rumah tangga, serta tambahan kebutuhan dari Pupuk Kujang.
(wia)