ESDM Buka-bukaan Tantangan Garap Proyek Pipa Gas Rp 2,7 Triliun

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
01 October 2024 18:30
Fasilitas Penerima Gas atau On Shore Receiving Facilites (ORF) Pipa Transmisi Gas Cirebon-Semarang (Cisem) Tahap 1 di Tambak Rejo, Semarang, Jawa Tengah, yang dioperasikan PT Pertamina Gas (Pertagas). (Dok. Pertagas)
Foto: Fasilitas Penerima Gas atau On Shore Receiving Facilites (ORF) Pipa Transmisi Gas Cirebon-Semarang (Cisem) Tahap 1 di Tambak Rejo, Semarang, Jawa Tengah, yang dioperasikan PT Pertamina Gas (Pertagas). (Dok. Pertagas)

Batang, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan tantangan yang dihadapi dalam pelaksanaan proyek pipa transmisi gas bumi Cirebon-Semarang (Cisem) Tahap II sepanjang 245 km pada awal 2026.

Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Migas Kementerian ESDM, Laode Sulaeman menjelaskan proyek yang mencakup ruas Batang - Cirebon - Kandang Haur Timur ini memiliki tantangan tersendiri. Pasalnya, dalam proyek Cisem ini, kontraktor harus bekerja serba cepat.

"Tetapi tantangannya adalah dia begitu bekerja harus cepat. Karena desain ini nggak bisa lama-lama. Kalau lama nanti pipanya ini kelamaan nunggu baru bisa dibentangkan," ujar Laode dikutip Selasa (1/10/2024).

Laode membeberkan bahwa biasanya proyek migas membutuhkan waktu untuk menghitung dan menyelesaikan desain terlebih dahulu, yang bisa memakan waktu. Namun, dalam proyek Cisem ini, kontraktor harus langsung bekerja tanpa penundaan panjang.

"Jadi agak beda dengan proyek pada umumnya yang di proyek kilang atau proyek yang lain. Di oil and gas biasanya dia konsultan dulu yang hitung desainnya. Mungkin satu tahun selesai baru dia lelang lagi cari. Kalau ini satu. Makanya bisa cepat itu karena design and build," ujarnya.

Sebagaimana diketahui, proyek pembangunan pipa transmisi gas bumi yang dikelola dalam Kontrak Tahun Jamak (Multi Years Contract) ini merupakan langkah strategis pemerintah untuk menghubungkan jaringan pipa transmisi Sumatera, Jawa Bagian Barat, dan Jawa Bagian Timur dalam rangka memperkuat rantai suplai gas bumi secara nasional.

Tender proyek ini dimulai pada April 2024, dengan konsorsium KSO PT Timas Suplindo - PT Pratiwi Putri Sulung terpilih sebagai pelaksana proyek. Nilai kontrak mencapai Rp2,7 triliun dan mencakup perancangan serta pelaksanaan konstruksi terintegrasi, dengan durasi pengerjaan selama 18 bulan sejak penandatanganan kontrak pada 2 Agustus 2024.

PT Amythas telah ditunjuk sebagai konsultan manajemen konstruksi untuk mengawasi seluruh proses pembangunan sesuai standar yang berlaku. Pekerjaan fisik proyek dijadwalkan dimulai pada Oktober 2024 setelah persiapan administrasi selesai, dan tim pelaksana telah memobilisasi alat berat serta tenaga kerja.


(vns/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sekjen ESDM Blak-blakan Soal Transisi Energi & Nasib PLTU Batu Bara

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular