Perjanjian Dagang RI-Uni Eropa Masih Ngegantung Bikin Gerah Airlangga

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
25 September 2024 21:50
Sejumlah Menteri dan bersama mantan-mantan menteri koordinator bidang perekonomian sepanjang era Indonesia mulai berdatangan dalam Dialog Ekonomi HUT ke 58 Kemenko Perekonomian pada Selasa (27/8/2024). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Sejumlah Menteri dan bersama mantan-mantan menteri koordinator bidang perekonomian sepanjang era Indonesia mulai berdatangan dalam Dialog Ekonomi HUT ke 58 Kemenko Perekonomian pada Selasa (27/8/2024). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Indonesia gerah dengan sikap Uni Eropa yang memperlambat proses perundingan dalam perundingan perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia dan Uni Eropa (IEU CEPA). Lebih jauh, pemerintah juga mewanti-wanti agar tujuan yang bisa dicapai bisa lebih jelas.

"EU CEPA perundingan udah ke 19, nanti saya tegaskan kalau Eropa terus pindah gawangnya ya ada batasnya," ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di kantor Kemenko Perekonomian, Rabu (25/9/2024).

Perundingan ini sudah dimulai dari awal Presiden Jokowi menjabat, atau sudah dilakukan selama 9 tahun terakhir. Namun hingga kini belum juga tercapai kata sepakat. Pemerintah meminta Uni Eropa untuk tidak lagi menunda-nunda perundingan ini.

Staf Khusus Menteri Perdagangan Bidang Perjanjian Perdagangan Internasional, Bara Krishna Hasibuan mengungkapkan ada dua sampai dengan tiga isu yang menjadi kendala belum tercapainya kesepakatan tersebut. Sebab, perundingan masih berlangsung.

Bendera Uni Eropa. (REUTERS/Johanna Geron)Foto: Bendera Uni Eropa. (REUTERS/Johanna Geron)
Bendera Uni Eropa. (REUTERS/Johanna Geron)

"Saya nggak bisa katakan secara detail karena (perundingannya) masih berlangsung," ucap Bara.

Pemerintah menargetkan perjanjian dagang itu bisa rampung sebelum pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) berakhir.

"Jadi memang (sebelumnya) kita harapkan perjanjian dagang dengan Uni Eropa bisa selesai September ini. Namun, waktunya sudah tidak banyak. Memang kita harapkan sebelum pak Jokowi selesai di Oktober, ini sudah bisa kita sepakati, mungkin secara principal dulu. Kalau memang tidak bisa, dilanjutkan oleh pemerintahan berikutnya," kata Bara dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Perdagangan (Kemendag), Jakarta Pusat, Senin (23/9/2024).


(fys/wur)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Negosiasi Kerja Sama RI-Uni Eropa Alot, Ternyata Ini Biang Keroknya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular