Impor Pangan RI Naik di Januari-Agustus 2024, Beras Meroket 121%

Arrijal Rachman, CNBC Indonesia
18 September 2024 06:55
Petugas menata beras di pertokoan kawasan Pasar Minggu, Jakarta, Rabu, (22/5). Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengeluarkan kebijakan relaksasi Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk beras premium sebesar Rp 1.000 per kilogram (kg). Relaksasi HET beras premium ini diberlakukan sementara mulai 10 Maret sampai 23 Maret, menyasar 8 wilayah. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Petugas menata beras di pertokoan kawasan Pasar Minggu, Jakarta, Rabu, (22/5). Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengeluarkan kebijakan relaksasi Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk beras premium sebesar Rp 1.000 per kilogram (kg). Relaksasi HET beras premium ini diberlakukan sementara mulai 10 Maret sampai 23 Maret, menyasar 8 wilayah. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Impor bahan pangan naik selama Januari-Agustus 2024, dibanding periode yang sama pada tahun lalu. Impor bahan pangan yang naik itu di antaranya Gandum dan meslin, gula, serta beras.

"Sepanjang Januari-Agustus 2024 impor gandum dan meslin, gula, beras telah sumbang 5,07%, terhadap total impor non migas Indonesia," kata Deputi Bidang Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Pudji Ismartini di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Selasa (17/9/2024).

Khusus untuk gandum dan meslin, pada Januari-Agustus 2024 naik 3,84% menjadi senilai US$ 2,56 miliar dari periode Januari-Agustus 2023 yang sebesar US$ 2,46 miliar. Secara volume mencapai 8,43 juta ton, atau naik 25,35% dari sebelumnya 6,73 juta ton.

Negara asal utama impor untuk komoditas gandum dan meslin Indonesia berasal dari Australia sebesar 2,27 juta ton atau senilai US$ 707,39 juta pada Januari-Agustus 2024, diikuti Kanada 1,82 juta ton atau senilai US$ 639,71 juta, dan Argentina 1,32 juta ton dengan nilai US$ 373,56 juta.

Untuk komoditas beras, impornya mencapai 3,05 juta ton pada periode Januari-Agustus 2024, atau naik 91,85% dibanding periode yang sama tahun lalu seberat 1,59 juta ton. Adapun secara nilai mencapai US$ 1,91 miliar atau naik 121,34% dari sebelumnya US$ 863,62 juta.

Impor beras pada periode Januari-Agustus 2024 ini paling banyak berasal dari Thailand seberat 1,13 juta ton dengan nilai US$ 734,78 juta, Vietnam 0,87 juta ton senilai US$ 542,86 juta, lalu dari Pakistan seberat 0,46 juta ton dengan nilai US$ 290,56 juta.

Untuk gula, volume impornya pada periode Januari-Agustus 2024 seberat 3,38 juta ton atau menjadi salah satu yang turun sekitar 2,58% dibanding periode yang sama tahun lalu seberat US$ 3,46 juta ton. Dari sisi nilai, mengalami pembengkakan 5,53% dari US$ 1,89 miliar menjadi US$ 1,99 miliar.

Gula impor itu mayoritas berasal dari Brazil dengan berat 1,96 juta ton atau senilai US$ 1,15 miliar, sedangkan Thailand seberat 0,89 juta ton dengan nilai US$ 533,78 juta. dan terbesar ketiga dari Australia 0,42 juta ton dengan nilai US$ 241,31 juta.

"Jadi Januari hingga Agustus 2024 terhadap Januari-Agustus 2023, gandum dan meslin ini naik 3,84%, kemudian gula naik 5,53%, dan sementara untuk beras naik 121,34%," ungkap Pudji.


(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Gula Mahal Akibat Produksi Loyo, Impornya Terbukti Seret

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular