Smelter Tembaga RI Tuntas Tapi Pembeli Domestik Minim? Ini Kata Rosan

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
17 September 2024 14:25
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rosan Roeslani dalam pertemuan Multi Stakeholder Partnership (HLF-MSP) 2024 dan Forum Indonesia-Africa (IAF) ke-2. (Tangkapan Layar Youtube Bappenas RI)
Foto: Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rosan Roeslani dalam pertemuan Multi Stakeholder Partnership (HLF-MSP) 2024 dan Forum Indonesia-Africa (IAF) ke-2. (Tangkapan Layar Youtube Bappenas RI)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Investasi atau Kepala Badan Kordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rosan P Roeslani buka suara mengenai hilirisasi di dalam negeri. Salah satu hilirisasi yang sukses adalah hilirisasi tembaga milik PT Freeport Indonesia (PTFI) di Kawasan JIIPE, Gresik, Jawa Timur (Jatim).

Rosan mengatakan bahwa ke depan pemerintah berharap hilirisasi di Indonesia berjalan sesuai dengan rencana. Namun yang perlu diperhatikan dari hilirisasi adalah perihal penyerapan atau permintaan untuk di dalam negeri.

Tentunya, penyerapan hasil dari hilirisasi dalam hal ini konsentrat tembaga menjadi katoda tembaga akan diprioritaskan untuk dalam negeri. "Tetapi kalau kemudian permintaan dalam negerinya ini belum bisa menyerap semua, ya kita sangat terbuka sekali untuk diserap oleh luar negeri. Sehingga keberadaan dari smelter itu yang di mana memang sangat tergantung dari fluktuasi harga itu bisa berjalan dengan baik," ungkap Rosan dalam acara Menuju Indonesia Hijau, Selasa (17/9/2024).

Di acara yang sama, VP Government Relation & Smelter Technical Support Freeport Indonesia, Harry Pancasakti mengatakan, sejauh ini komitmen untuk menyerap hasil hilirisasi smelter yang ada di Gresik, Jatim itu baru sekitar 100 ribu ton per tahun. Masih ada sisa 500 ribu ton.

"Kalau memang gak ada off taker dalam negeri terpaksa harus kita ekspor. Dan gak jauh jauh, Asia Tenggara dari Vietnam, Thailand dan Malaysia justru negara tetangga yang akan menikmati nilai tambah dari produksi katoda itu, ini suatu challenge dari hasil hilirisasi yang sudah kita upayakan sejauh ini," ungkap Hary.
Lebih lanjut, ia membeberkan dengan beroperasinya smelter Freeport di Manyar dan smelter lain seperti Amman Mineral, Indonesia diproyeksikan akan memproduksi sekitar 1,5 juta ton katoda tembaga per tahun pada 2025.

Angka ini berpotensi menempatkan Indonesia di antara lima produsen katoda tembaga terbesar di dunia. Namun, tantangan utama setelah hilirisasi adalah memaksimalkan nilai tambah dari katoda tembaga itu sendiri.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article RI Punya Pabrik Tembaga Terbesar di Dunia, Begini Penampakannya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular