Pengetatan BBM Subsidi Urgen Dijalankan, Ini Alasannya

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
Jumat, 13/09/2024 16:40 WIB
Foto: Program Subsidi Tepat MyPertamina, pembelian BBM melalui scan QR Code. (Dok. PT Pertamina Patra Niaga)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Kemenko Marves) menyampaikan urgensi penyediaan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi yang berkualitas atau rendah sulfur secara lebih tepat sasaran.

Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kemenko Marves Rachmat Kaimuddin mengatakan selain dampak lingkungan, setidaknya terdapat beberapa poin yang melatarbelakangi rencana pemerintah untuk mendorong penyaluran BBM bersubsidi rendah sulfur secara tepat sasaran.

Salah satunya karena dalam lima tahun terakhir, pemerintah rata-rata menghabiskan anggaran sebesar Rp 119 triliun untuk penyediaan BBM bersubsidi. Sementara subsidi BBM ini bukan dinikmati golongan menengah bawah, tapi justru banyak dinikmati oleh golongan menengah atas.


"Kenapa urgen? isunya kenapa BBM harus dibuat tepat sasaran ini ada suatu hal yaitu hari ini sebenarnya pemerintah berikan subsidi dan kompensasi BBM yang jumlahnya besar dari 5 tahun terakhir itu rata-rata Rp 119 triliun," kata dia di kantor Kemenko Marves, dikutip Jumat (13/9/2024).

Ia juga menjawab kekhawatiran dampak penyesuaian penyaluran subsidi BBM terhadap beban ekonomi masyarakat kelas menengah.

Setidaknya, apabila menggunakan asumsi mobil dengan kriteria di atas 1.400 cubicle centimeter (cc) yang tidak boleh menggunakan BBM bersubsidi, maka dampak peraturan ini akan dirasakan tak sampai dari 10% populasi kendaraan.

"Jika kita mengambil asumsi yang dibicarakan di media-media bukan pemerintah yang bilang ya. Saya cuma bereaksi," ujarnya.


(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Bahlil Usul Subsidi BBM Solar Rp 1.000/Liter di RAPBN 2026