Proyek Pembangkit Nuklir di Indonesia Kian Nyata, Ini Buktinya

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
Rabu, 11/09/2024 09:45 WIB
Foto: Dalam foto yang diambil saat tur ke fasilitas pengenceran dan pembuangan air yang telah diolah untuk media asing, para jurnalis dipandu bersama dengan tangki berisi air limbah radioaktif yang telah diolah, bagian dari fasilitas pelepasan air radioaktif yang telah diolah ke laut dari pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Daiichi, dioperasikan oleh Tokyo Electric Power Company Holdings (TEPCO), di kota Okuma, timur laut Jepang, Minggu, 27 Agustus 2023. (AP/Eugene Hoshiko)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan bahwa Indonesia akan memiliki sumber energi listrik baru berbasis tenaga nuklir pada 2032 mendatang.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKE) Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi mengatakan, setidaknya Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) berkapasitas 250 Mega Watt (MW) telah dibangun pada tahun 2032.

Hal itu lantaran dia klaim persiapan pemanfaatan energi nuklir membutuhkan lebih dari satu periode kepresidenan. "Pembangunannya makan jangka waktu tidak 1 periode kabinet, at least (listrik dari nuklir) masuk on grid 2032," beber Eniya dalam acara Media Gathering Subsektor EBTKE, di Kantor Ditjen EBTKE, Jakarta, dikutip Rabu (11/9/2024).


Eniya membeberkan, hal itu sejalan dengan rencana pembentukan Badan Organisasi Nuklir (NEPIO) yang ditargetkan bisa terbentuk setidaknya pada tahun 2024 ini. NEPIO sendiri nantinya akan bertugas untuk mengawasi implementasi Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Indonesia.

"Ini tugas saya untuk bisa menghadirkan NEPIO secepat ini. Insya Allah tahun ini kalau kita sudah statement di IAEA (Badan Tenaga Atom Internasional) lalu akan kita lanjut untuk mengkonstruksi NEPIO seperti apa," jelas Eniya.

Dia juga mengatakan, organisasi tersebut nantinya akan diketuai oleh Presiden. Kemudian, ketua harian dijabat oleh Menteri ESDM, lalu akan dibentuk suatu kelompok kerja (pokja) dengan tugas mengidentifikasi perencanaan tapak dan pembangunan PLTN, masalah keamanan, hukum dan sebagainya.

"Isu terpenting di RUKN bahwa nuklir masuk di 2032 sebanyak 250 MW, tapaknya di mana, masih akan dibahas. NEPIO ini untuk implementasi karena sifatnya organisasi, melakukan pengawasan terhadap implementasi nuklir," tandasnya.


(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:

Video: ESDM Selidiki Longsor Maut Tambang Gunung Kuda Cirebon