Internasional

Inflasi Gila-gilaan Masih Guncang Turki, Tembus 51%

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
03 September 2024 16:30
Warga berkumpul di depan Masjid Baru di Eminonu sambil mengibarkan bendera Turki untuk mendukung Presiden Republik Turki, Recep Tayyip Erdogan, yang merupakan kandidat pemilihan Presiden putaran kedua. (Onur Dogman/SOPA Images/LightRocket via Getty Images)
Foto: Turki (SOPA Images/LightRocket via Gett/SOPA Images)

Jakarta, CNBC Indonesia - Inflasi gila-gilaan masih mengguncang Turki. Berdasarkan data terbaru Institut Statistik Turki, Selasa (3/9/2024), Indeks Harga Konsumen (IHK) tahunan negeri itu mencapai 51,97% pada bulan Agustus 2024.

Sebenarnya, angka ini lebih rendah dari level bulan Juli yang menembus 61,78%. Angka itu juga di bawah ramalan pengamat 52,20%.

Mengutip Trading Economics, hal ini menandai perlambatan ketiga berturut-turut dalam pertumbuhan harga konsumen dan level terendah sejak Juli 2023. Sebagian karena efek dasar dan pelonggaran inflasi secara luas di sebagian besar subindeks.

Inflasi pangan melambat menjadi 44,88%, turun dari 58,91% pada Juli. Sementara biaya transportasi sebesar 28,96%, berkurang secara signifikan dari 46,07% pada bulan sebelumnya.

Harga juga menurun tajam untuk pakaian dan alas kaki (29,38% berbanding 39,57%), lalu peralatan rumah tangga dan pemeliharaan rutin (44,75% berbanding 56,58%). Ini juga terjadi pada hotel, kafe, dan restoran (67,70% berbanding 76,04%).

Sementara itu, inflasi terutama meningkat untuk perumahan dan utilitas (101,49% berbanding 98,48%). Inflasi inti turun menjadi 51,56%, terendah sejak Juni 2023, turun dari 60,23% pada periode sebelumnya.

"Secara bulanan, IHK naik sebesar 2,47% pada Agustus. Angka ini menurun dari kenaikan 3,23% pada bulan Juli," bunyi laporan lagi.

Diketahui, tingkat inflasi Turki sempat mencapai titik tertinggi selama beberapa dekade sebesar 85% pada bulan Oktober 2022. Laju ini kemudian turun menjadi 38,2% pada bulan Juni 2023 sebelum naik lagi.

Tingkat inflasi mencapai 75% pada bulan Mei tahun ini. Tetapi mulai turun pada bulan Juni.

Bank sentral Turki sendiri mulai menaikkan suku bunga tahun lalu dalam upaya untuk memerangi melonjaknya harga. Pemerintah juga telah menghindari kenaikan upah minimum pada bulan Juli dalam upaya untuk mengendalikan inflasi.

Sementara itu, survei investor oleh bank sentral telah memperkirakan bahwa inflasi akan mencapai 43,3% pada akhir tahun 2024.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Ngeri Lihat Inflasi Turki Sampai 75%, RI Gimana?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular