Internasional

Israel 'Sukses' Bikin AS dan Inggris Ribut Besar, Ada Apa?

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
30 August 2024 19:00
Sebuah F/A-18F Super Hornet, yang ditugaskan ke Strike Fighter Squadron (VFA) 41, bersiap melakukan pendaratan darurat di dek penerbangan kapal induk kelas Nimitz Angkatan Laut AS USS Abraham Lincoln di Samudra Pasifik, 10 Agustus 2024. (U.S. Navy/Mass Communication Specialist Seaman Apprentice Daniel Kimmelman/Handout via REUTERS)
Foto: Sebuah F/A-18F Super Hornet, yang ditugaskan ke Strike Fighter Squadron (VFA) 41, bersiap melakukan pendaratan darurat di dek penerbangan kapal induk kelas Nimitz Angkatan Laut AS USS Abraham Lincoln di Samudra Pasifik, 10 Agustus 2024. (via REUTERS/Seaman Apprentice Daniel Kimmelm)

Jakarta, CNBC Indonesia - Hubungan istimewa Inggris dan Amerika Serikat (AS) dapat mengalami keretakan serius jika London meneruskan larangan penjualan senjata ke Israel. Peringatan ini disampaikan oleh Robert O'Brien, penasihat keamanan nasional Donald Trump.

O'Brien mengatakan Inggris membahayakan perannya di masa depan dalam proyek F-35 serta menghadapi risiko embargo balasan kongres AS. Sebagai informasi, jet tempur F-35 sebagian dibuat oleh perusahaan senjata Inggris dan digunakan oleh angkatan udara Israel untuk menyerang Gaza.

Ia mengatakan jika embargo senjata Inggris diberlakukan, "ada potensi keretakan serius di sana, baik itu pemerintahan (Kamala) Harris atau Trump, antara Inggris dan AS dan saya akan melangkah dengan sangat hati-hati".

"F-35 adalah proyek bersama dan akan terus dikirim ke Israel, apa pun hubungannya dengan Turki, Inggris, atau negara lain. Anda tentu tidak ingin melihat situasi di mana Inggris tidak lagi menjadi mitra dalam proyek F-35 atau platform canggih lainnya karena embargo senjata yang sangat tidak disarankan terhadap Israel," tambahnya, seperti dikutip The Guardian pada Jumat (30/8/2024).

Ia kemudian menyebut, "konsekuensi embargo senjata terhadap Israel adalah sesuatu yang benar-benar perlu dipikirkan Inggris pada saat Rusia dan China menjadi ancaman besar bagi Barat."

"Banyak teknologi canggih yang diandalkan Inggris datang secara langsung atau tidak langsung melalui Israel," imbuhnya.

Meski ada desas-desus, Pemerintah Buruh Inggris sendiri belum memutuskan apakah akan menangguhkan lisensi untuk ekspor senjata ke Israel, karena kekhawatiran bahwa hukum humaniter internasional mungkin telah dilanggar dalam perang di Gaza.

Di sisi lain, O'Brien mengatakan AS tidak akan memberlakukan embargo senjata terhadap Israel. Ia menambahkan sekutu mana pun yang melakukannya akan menghadapi risiko bahaya nyata dan dapat membahayakan rantai pasokan mereka sendiri serta kemampuan untuk menjual produk senjata di AS, seperti dari perusahaan Inggris BAE Systems.

Embargo senjata tentu akan menyebabkan tindakan kongres untuk memberlakukan embargo balasan terhadap penjualan apapun oleh Inggris di AS.

"Ini adalah usulan kebijakan yang sangat berbahaya dan berpotensi merusak hubungan khusus dan benar-benar merugikan aliansi Barat dan NATO," katanya.

Berbicara kepada lembaga pemikir Policy Exchange, O'Brien juga mendesak pemerintah Inggris untuk melakukan segala hal yang dapat dilakukannya guna menghentikan penyelidikan pengadilan pidana internasional (ICC) terhadap Israel.

O'Brien menggambarkan ICC sebagai "benar-benar hambatan bagi perdamaian di kawasan", dan mengutuk pemeriksaan pengadilan terhadap politisi Israel termasuk perdana menteri, Benjamin Netanyahu.

"Bagi ICC untuk mengejar para pemimpin Israel adalah lelucon ... Inggris harus mengambil setiap langkah yang diperlukan untuk menghentikannya," katanya.

Ini adalah tanda publik pertama dari skala potensi ketegangan yang dihadapi pemerintahan Buruh Inggris jika mereka menjalankan kebijakan luar negeri berbasis hak asasi manusia dengan AS di bawah pemerintahan Trump.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Darurat Ancaman Perang Arab, AS Cs Minta Warga Tinggalkan Lebanon

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular